DBD Telan Korban Jiwa di Sampalowo, Camat Petbar Upayakan Fooging Seluruh Desa.

MORUT- Pemerintah Kecamatan Petasia Barat mengambil langkah penting, menyurati semua kepala desa di 10 desa agar melakukan fooging setelah kasus meninggalnya warga desa Sampalowo Karna DBD.

Kasus DBD ini mencuat setelah salah satu anak di desa Sampalowo atas nama Febrian Jeremi Lauo meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah (DBD). Sabtu malam, 10 Agustus 2024.

Upaya Camat Petasia Barat (Petbar) Sat Yun Man Lauo tidak ingin kecolongan lagi ada warganya jadi korban, maka upaya pencegahan segera dilakukan.

“Saya mengambil langkah sudah bikin surat, menyurati semua kepala desa untuk dilakukan fooging. Ini upaya kami pihak pemerintah kecamatan dan berkoordinasi dengan pihak terkait sebagai himbauan pemerintah,”ujar Camat Sat Yun Man Lauo (12/8)

Rencana ini mendapat respon positif salah satunya muncul dari Kades Mondowe Ikbal Sampe yang mendukung kegiatan fooging.

“Desa kami Mondowe perlu juga untuk mencegah DBD terjadi maka kami sepakat fooging,”ujar Kades

Kasus Berpulangnya Febrian sangat di sayangkan, sebab sebelumnya sudah ada kasus DBD terjadi dan saat di
laporkan ke Dinkes Morut tidak ada tindakan fooging.

Dari informasi yang dihimpun media ini Febrian terkena DBD dan kritis.

“Dia sakit DBD panas naik turun dan akhirnya meninggal dunia,”ungkap warga

Berpulangnya anak kekasih tersebut menjadi pukulan bagi keluarga dan seluruh masyarakat. Bahkan tokoh masyarakat, mantan Sekda dan mantan Pj Bupati Morut Yalbert Tulaka mengungkap kekecewaannya atas tragedi ini.

“Akibat DBD sudah 5 orang kena. Om sudah telpon langsung kadis kesehatan Morut Pak Sapara bulan lalu saat anaknya Edi Tolumola kritis akibat DBD, untuk mereka segera turun lapangan Karna sudah ada 4 orang saat itu yang kena, dan ternyata sampai kejadian ini mereka tidak pernah turun. Jujur om kecewa sekali Karna kita upayakan hubungi dinas kesehatan. Walaupun kematian itu adalah urusan Tuhan, jika ada tindakan pencegahan yang cepat mungkin saja bertambahnya jumlah kasus akan teratasi dengan fooging,”ujar Yalbert Tulaka (11/8)

Diduga tidak ada laporan ke Bupati Morut soal kasus DBD ini sehingga lambat penanganannya. Kadis Kesehatan Morut Sapara bahkan susah dikonfirmasi media ini.

Kasus DBD telah merenggut nyawa, pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan harusnya respek terhadap upaya preventif.

Kritikan keras juga datang dari Dr. Mardiman Sane, SH, MH yang menyayangkan keterlambatan penanganan kasus tersebut. Sejumlah pihak bahkan siap berkontribusi mendukung fooging yang akan di mulai hari Rabu, 14 Agustus 2024.

Komentar