Bukan hanya pembayaran kontrakan rumah senilai 18 jutaan yang tidak bisa terbayar pada saat jatuh tempo. Kondisi sekertariat mahasiswa Morut sangat memprihatinkan,
“Sejak awal kita tinggal air disini kita bayarnya perjam 25 ribu, pulsa listrikpun kami beli. Itu saja kemarin anggota Dewan datang mau kencing susah,” ujar perwakilan IPPMMU saat dikonfirmasi media ini
Berulang kali upaya koordinasi persoalan tersebut dilakukan mahasiswa melalui pengurus IPPMMU yang diketuai Moh. Djalaludin dengan Pemda Morut gagal memberikan solusi.
Maka pilihan angkat kaki dari fasilitas yang disediakan oleh Pemda pun jadi titik terakhir perjuangan IPPMMU. Namun sebelum mereka angkat kaki, tak patah semangat, Moh. Djalaludin dan sejumlah mahasiswa akan menggelar aksi demo pada 7 November 2021 di lokasi pembangunan asrama yang bersengketa.**
Komentar