MORUT- Kepala Dinas Pertanian Morowali Utara (Morut) Abas Matoori tidak menjawab konfirmasi media soal tudingan mafia proyek di Dinas yang di pimpinnya.
Media ini menerima pengakuan dari 2 orang kontraktor yang pernah berhubungan dengan honorer inisial N di Dinas Pertanian Morut soal setoran proyek.
Kontraktor pertama menceritakan soal inisial N yang minta jatah dalam urusan kontrak proyek pekerjaan dan sejumlah aset tidak wajar milik honorer tersebut.
“Di Dinas Pertanian itu ada honorer N…. yang pegang program bisa dilihat asetnya punya kos-kosan dan kendaraan. Sudah jadi rahasia umum kontraktor harus setor,” ujarnya (14/1)
Peran oknum Honorer inisial N ini sudah sejak pemerintahan sebelumnya. Bahkan pengakuan salah satu kontraktor lain yang mendapat proyek pekerjaan pemerintahan sebelumnya, N minta 2-3% dari tiap kontrak.
“Dia itu minta 2-3% dari tiap kontrak. Saya pernah dapat pekerjaan di Dinas Pertanian masih pemerintahan sebelumnya dia minta 2%. Bayangkan saja berapa Milyar anggaran di Dinas Pertanian dalam satu tahun dan melalui dia yang bagian operator,” ujar sumber yang tidak berkenan namanya di publikasi
Mengenai N dan perannya dalam sejumlah proyek, kontraktor menyebut N tidak ragu-ragu menyampaikan kepada rekanan permintaan fee ini. Permintaan 2% ini dinilai sangat besar bagi kontraktor.
Hal ini menjadi penyebab kualitas pekerjaan yang di laksanakan jauh dari kualitas. Sebab bekerja proyek di Morowali Utara begitu banyak setoran yang harus di penuhi oleh rekanan.
Komentar