Fanny Mistika Tampake: Politisi Perempuan Morut yang Meneladani Semangat Kartini dalam Aksi Nyata

BERITA MORUT698 views

Morowali Utara – Di tengah dinamika politik dan sosial Kabupaten Morowali Utara (Morut), nama Fanny Mistika Tampake kian diperhitungkan. Politisi perempuan dari Partai Golkar ini telah dua periode berturut-turut dipercaya duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Morut. Sosoknya dikenal tidak hanya aktif dalam kegiatan dewan, tapi juga dekat dengan masyarakat serta tanggap terhadap isu-isu lokal.

Fanny bukan nama baru di dunia politik maupun bisnis. Sebelum terjun ke panggung legislatif, ia pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Morut. Pengalaman tersebut membentuk karakter Fanny sebagai pemimpin yang tangguh, berpikiran terbuka, dan berani mengambil keputusan penting. Ia sukses membangun bisnis sekaligus menjaga keseimbangan perannya sebagai ibu rumah tangga.

Meski media kerap menyoroti kinerja DPRD Morut, termasuk dirinya, Fanny menyikapinya dengan bijak. Ia justru menjadikan kritik sebagai masukan untuk memperbaiki diri dan kinerja lembaga legislatif. Komitmennya terhadap pengabdian sebagai wakil rakyat ditunjukkan melalui berbagai kegiatan dan respons cepat terhadap persoalan warga.

Salah satu aksi nyatanya terlihat ketika persoalan kelangkaan dan harga gas elpiji menjadi keluhan masyarakat. Pada 1 Februari 2025, Fanny langsung turun ke lapangan untuk melakukan inspeksi dan memastikan bahwa distribusi serta harga gas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sikap sigap ini mendapat apresiasi dari warga yang merasa didengar dan dibela oleh wakilnya di DPRD.

Fanny juga terlibat aktif dalam sejumlah agenda penting DPRD, salah satunya saat tim DPRD Morut berkonsultasi ke kantor BPKP Sulteng terkait status lahan aset Pemerintah Daerah yang digunakan oleh salah satu perusahaan tambang sebagai workshop. Keikutsertaan Fanny dalam kegiatan tersebut mencerminkan komitmennya untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan aset daerah.

Menjelang peringatan Hari Kartini, media ini mencoba mengonfirmasi visi Fanny sebagai politisi perempuan. Ia dengan tegas menyampaikan bahwa seorang perempuan dalam politik harus mampu memperjuangkan hak dan kebutuhan sesama perempuan serta memastikan kebijakan yang dihasilkan berpihak kepada masyarakat.

“Sebagai seorang politisi perempuan, harus mampu menyuarakan dan menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh kaum perempuan, juga dapat memproduksi kebijakan yang berbasiskan kebutuhan perempuan,” ujarnya.

Fanny menegaskan bahwa perjuangannya di DPRD tidak hanya untuk kaum perempuan, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Morut. Ia ingin menciptakan pemerataan pembangunan dan memastikan keadilan bagi semua lapisan masyarakat.

“Saya berusaha memperjuangkan pemerataan kebutuhan masyarakat Morut dan keadilan,” ungkapnya.

Salah satu wujud nyata komitmen sosial Fanny adalah pembangunan rumah singgah di belakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kolonodale yang baru. Rumah ini diperuntukkan bagi warga dari pelosok yang datang ke Kolonodale untuk berobat, terutama mereka yang membawa keluarga pasien dan membutuhkan tempat bermalam. Rumah singgah ini menjadi solusi nyata yang sangat membantu, mengingat tidak semua warga mampu menyewa penginapan selama mendampingi anggota keluarga yang dirawat di rumah sakit.

Inisiatif ini sepenuhnya merupakan bentuk kepedulian Fanny sebagai anggota DPRD yang memahami kebutuhan warganya secara langsung. Dengan letak yang strategis di dekat RSUD, rumah singgah ini menjadi alternatif yang sangat membantu dan patut diapresiasi.

Dalam rangka menyambut Hari Kartini, Fanny menekankan pentingnya meneladani nilai-nilai perjuangan Raden Ajeng Kartini. Ia melihat Kartini sebagai figur perempuan yang berani, berjiwa sosial tinggi, mandiri, dan berwawasan luas.

“Sosok Ibu Kartini berani memperjuangkan hak perempuan, berjiwa sosial, mandiri dan berwawasan luas, rendah hati dan optimis, yakin apa yang telah dilakukan akan membuahkan hasil yang baik,” tutupnya.

Fanny Mistika Tampake membuktikan bahwa perempuan bisa hadir sebagai pemimpin yang inspiratif dan solutif. Ia tidak hanya bersuara di forum dewan, tetapi juga hadir di tengah masyarakat, mendengar langsung keluhan, dan menghadirkan solusi nyata.

Dalam dunia politik yang sering dianggap keras dan penuh intrik, Fanny hadir sebagai simbol keberanian, keteguhan, dan empati. Ia menjelma sebagai “Kartini Morut” masa kini—perempuan tangguh yang bekerja untuk rakyat dengan hati.

Komentar