Morowali Utara- Aksi Sumpah beberapa saksi yang akan bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan mencatut ayat-ayat suci agama, yang diduga terjadi di desa Mondowe Kecamatan Petasia Barat Kabupaten Morowali Utara (Utara), adalah sebuah tragedi memprihatinkan bagi dalam pesta demokrasi.
Mengucapkan sumpah atas nama agama dan ayat-ayat suci dalam sebuah kegiatan, tentu seharusnya dilihat apa tujuan yang diharapkan, apa sebenarnya yang ingin dicapai, dan melibatkan para pemuka agama yang memang paham betul soal pengucapan ayat-ayat suci.
Berbagai pihak menyoroti aksi sumpah dengan mengatasnamakan ayat-ayat suci kepada saksi kandidat yang akan bertugas di TPS,
“Ayat suci tidak boleh sembarangan diucapkan, itu hanya menambah dosa kita saja. Harus bisa di pisahkan dan dipahami, bahwa politik terkadang memaksakan semua hal, bahkan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai agama,” ujar Yusuf (28/11).
Sementara salah seorang warga lain mengatakan,
“Aksi sumpah yang diduga di lakukan di desa Mondowe, adalah bentuk ketakutan yang berlebihan, dan tidak bisa menempatkan mana urusan politik keinginan dunia, mana urusan nilai agama yang sakral,” ujar Daeng Ahmad (28/11).
Pilkada Morut kali ini diharapkan menghasilkan pemimpin yang memiliki ahlak yang baik, tentu yang bisa menempatkan mana urusan politik dan segala triknya, mana urusan kehidupan rohani yang menyangkut amal ibadah kita. *(red)
Komentar