JAKARTA — Aksi demonstrasi sekelompok orang yang mengatasnamakan mahasiswa Sulawesi di Jakarta baru-baru ini menuai tanda tanya besar. Pasalnya, selain membawa tuntutan yang terkesan tidak komprehensif, aksi ini juga menimbulkan dugaan adanya kepentingan tertentu di baliknya.
Diketahui, aksi unjuk rasa tersebut dipimpin oleh Muhammad Ubadilla Gaga yang mengaku sebagai Ketua Forum Mahasiswa Sulawesi. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa Ubadilla Gaga adalah pengurus Forum Mahasiswa Maluku Utara Jabodetabek. Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai legitimasi forum yang diatasnamakan dalam demonstrasi tersebut.
Soroti Tambang Ilegal, Hanya Satu Nama yang Disasar
Dalam orasinya, massa aksi menyoroti persoalan tambang ilegal di wilayah Sulawesi, khususnya Kabupaten Morowali Utara. Namun ironisnya, tuntutan yang diangkat hanya menyinggung satu pihak, yaitu tambang yang terkait dengan nama Warda Dg Mamala. Padahal, menurut data publik, persoalan pertambangan di wilayah tersebut jauh lebih kompleks dan melibatkan banyak perusahaan.
Keanehan makin kentara ketika Ketua Aksi secara terbuka mengakui belum mengetahui secara pasti tingkat kerusakan lingkungan yang ditimbulkan di Morowali Utara. Hal ini pun membuat aksi ini dinilai minim data dan terkesan hanya mengejar sensasi tanpa dasar yang kuat.
CV Surya Amindo Perkasa: Kami Patuh Hukum dan Taat Aturan
Menanggapi aksi sepihak tersebut, Haji Akbar selaku penanggung jawab lapangan CV Surya Amindo Perkasa (SAP) perusahaan yang disebut-sebut dalam demonstrasi, angkat bicara. Ia menegaskan bahwa perusahaannya beroperasi secara legal dengan izin lengkap dan selalu diawasi oleh inspektur tambang perwakilan Sulawesi Tengah.
“CV Surya Amindo Perkasa merasa heran mengapa hanya kami yang terus disoroti, padahal izin kami lengkap dan aktivitas operasional kami diawasi ketat. Kami sudah beroperasi sejak tahun 2010 dan selalu mematuhi aturan pemerintah. Anehnya, perusahaan tambang lain yang posisinya berdampingan dengan kami di wilayah pesisir Teluk Tomori justru tidak pernah disentuh oleh kelompok yang mengaku pemerhati tambang ini,” ungkap Haji Akbar kepada wartawan.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya menduga aksi yang terkesan mengarahkan opini publik secara sepihak tersebut berpotensi ditunggangi kepentingan politik tertentu.
“Kalau memang peduli tambang ilegal, semestinya tidak hanya SAP yang disorot. Kenyataannya, di dataran yang sama ada perusahaan lain. Kami jadi bertanya-tanya, apakah ini murni aksi mahasiswa atau ada pesanan pihak lain?,” imbuhnya.
Masyarakat Diminta Bijak Menilai
Pakar kebijakan publik menilai, publik harus cermat dalam menilai aksi-aksi semacam ini agar tidak mudah terprovokasi oleh agenda yang menyesatkan. Persoalan pertambangan memang penting disoroti bersama-sama, tetapi harus berdasarkan data yang valid, aspirasi masyarakat setempat, dan jalur hukum yang tepat.
Sementara itu, masyarakat Morowali Utara yang dihubungi secara terpisah juga mengaku tidak merasa diwakili oleh aksi demonstrasi di Jakarta tersebut.
“Kami di sini tahu mana tambang legal dan ilegal. Kalau mau protes, proteslah di sini, bukan di Jakarta. Kami tidak mau nama Morut dibawa-bawa kalau cuma untuk kepentingan tertentu,” ujar Burhanuddin, salah satu tokoh masyarakat Morut
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Forum Mahasiswa Sulawesi terkait kejanggalan dalam aksi yang mereka gelar. Publik pun berharap semua pihak bisa bersikap objektif, mengedepankan data, dan menjaga iklim investasi serta keberlanjutan lingkungan secara berimbang.
Komentar