Respon Cepat Ketua DPRD Morut Tangani Banjir dan Longsor di Jalan Menuju Pelabuhan Feri

BERITA MORUT924 views

MOROWALI UTARA – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada Sabtu malam (14/6/2025), menyebabkan banjir dan tanah longsor melanda Desa Ganda-Ganda.

Bencana tersebut terjadi tepat di ruas jalan utama menuju Pelabuhan Feri di Desa Ganda-Ganda. Akibatnya, akses transportasi menuju pelabuhan putus total sejak malam hingga Minggu pagi.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, beberapa unit sepeda motor milik warga dilaporkan mengalami kerusakan akibat banjir dan longsor.

Hingga Minggu pagi, belum terlihat bantuan dari pemerintah daerah melalui dinas terkait, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU) Morowali Utara. Padahal, akses jalan yang putus merupakan jalur vital penghubung Desa Ganda-Ganda ke Kolonodale dan Pelabuhan Feri di Kolonodale.

Menariknya, penanganan awal justru dilakukan secara swadaya. Dua unit alat berat ekskavator dan lima unit dump truck dikerahkan ke lokasi, yang diketahui merupakan bantuan pribadi Ketua DPRD Morowali Utara, Hj. Warda Dg Mamala.

Menurut keterangan warga, setelah kejadian terjadi, mereka langsung menghubungi Hj. Warda. Tanpa banyak tanya, Ketua DPRD Morut meminta anggotanya mengirimkan bantuan alat berat untuk menangani material longsor dan genangan banjir.

“Ini bantuan dari Ibu Ketua DPRD. Alat berat sudah bekerja sejak subuh hingga pagi ini,” ujar beberapa warga di lokasi kejadian.

Warga juga menyayangkan lambannya respons dari Pemerintah Kabupaten Morowali Utara terhadap bencana itu. Mereka mempertanyakan keberadaan alat berat milik pemda yang seharusnya siap digunakan dalam kondisi darurat seperti ini.

“Kenapa Pemkab Morut tidak turun cepat? Ini akses utama bagi masyarakat. Katanya tahun lalu ada pengadaan alat berat, kok tidak diturunkan?” ujar salah satu warga dengan nada kesal.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, pada 2024 lalu Pemkab Morowali Utara menganggarkan sekitar Rp4 miliar untuk pengadaan alat berat. Namun hingga kini, tidak diketahui jelas keberadaan dan pemanfaatan alat-alat tersebut.

“Masyarakat butuh kepastian. Alat berat itu dibeli pakai uang rakyat, harusnya dipakai saat keadaan genting seperti ini,” kata seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.

Warga berharap, pemerintah kabupaten segera turun tangan dan mengambil langkah konkret untuk menanggulangi dampak bencana serta memulihkan akses transportasi warga yang terputus. (*)

Komentar