Morowali Utara, – Krisis listrik yang tak kunjung normal di Morowali Utara (Morut) kembali memicu aksi demonstrasi warga. Puluhan masyarakat turun ke jalan pada Sabtu malam, sekitar pukul 20.30 WITA, menggelar aksi di depan Bundaran Rumah Jabatan Bupati Morut sebagai bentuk protes terhadap layanan PLN yang dinilai belum optimal.
Keluhan warga juga ramai disuarakan di media sosial, terutama di Facebook dan grup WhatsApp. Salah satu unggahan menyuarakan kekesalan terhadap pemadaman listrik yang terjadi saat berbuka puasa di hari pertama Ramadan.
“Baru puasa hari pertama kita mau berbuka sudah mati lampu. Dimana hati nuraninya kalian PLN?” tulis salah satu akun di media sosial.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala PLN Morut, Moh. Sofyan, menjelaskan bahwa proyek pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) saat ini masih dalam tahap penarikan kabel dan penyambungan ke Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso.
“Jaringan SUTT sudah selesai bangun tower, saat ini sementara penarikan kabelnya dan konek ke PLTA Poso. Untuk persoalan lahan sudah selesai 100%, termasuk penggantian ke warga,” ungkapnya.
Sofyan juga menyarankan warga yang mengalami gangguan listrik untuk melapor melalui Contact Center PLN di nomor 123 atau menggunakan aplikasi PLN Mobile agar pengaduan bisa langsung ditindaklanjuti oleh Unit Layanan Pelanggan (ULP) setempat.
Meski begitu, lambatnya progres proyek SUTT yang seharusnya menjadi solusi bagi permasalahan listrik di Morut mendapat sorotan dari berbagai pihak. Pemerintah daerah dan DPRD Morut didorong untuk menekan Unit Pelaksana Proyek (UPP) PLN Palu agar dapat mempercepat penyelesaian proyek sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Aksi demo ini menunjukkan bahwa kesabaran warga mulai habis akibat ketidakpastian layanan listrik di wilayah tersebut. Masyarakat berharap ada langkah konkret dari PLN dan pemerintah daerah agar krisis listrik di Morowali Utara segera teratasi.
Komentar