Komisi 1 DPRD Morut Jadwalkan RDP Dinkes Soal Kasus DBD

MORUT- Komisi 1 DPRD Morowali Utara (Morut) akan panggil Dinas Kesehatan (Dinkes) Morut terkait kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) di desa Sampalowo.

KLB DBD di Sampalowo yang terjadi sampai 5 kasus dan akhirnya menelan korban jiwa meninggal dunia adalah catatan buruk bagi sektor kesehatan.

“Ini saya lagi di perjalanan dari Palu kembali ke Morut. Setelah sampai di Morut kami akan agendakan panggil Dinkes untuk mendalami masalah kasus DBD ini,”ujar ketua komisi 1 DPRD Morut Melky Tangkidi (14/8)

Kasus DBD di Sampalowo menelan korban, Febrian Jeremi Lauo anak warga Sampalowo kecamatan Petasia Barat meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah (DBD). Sabtu malam, 10 Agustus 2024.

Terlepas dari takdir Tuhan Yang Maha Kuasa. Berpulangnya Febrian sangat di sayangkan, sebab sebelumnya sudah ada kasus DBD terjadi dan saat di
laporkan ke Dinkes Morut tidak ada tindakan fooging.

Dari informasi yang dihimpun media ini Febrian terkena DBD dan kritis.

“Dia sakit DBD panas naik turun dan akhirnya meninggal dunia,”ungkap warga

Berpulangnya anak kekasih tersebut menjadi pukulan bagi keluarga dan seluruh masyarakat. Bahkan tokoh masyarakat, mantan Sekda dan mantan Pj Bupati Morut Yalbert Tulaka mengungkap kekecewaannya atas tragedi ini.

“Akibat DBD sudah 5 orang kena. Om sudah telpon langsung kadis kesehatan Morut Pak Sapara bulan lalu saat anaknya Edi Tolumola kritis akibat DBD, untuk mereka segera turun lapangan Karna sudah ada 4 orang saat itu yang kena, dan ternyata sampai kejadian ini mereka tidak pernah turun. Jujur om kecewa sekali Karna kita upayakan hubungi dinas kesehatan. Walaupun kematian itu adalah urusan Tuhan, jika ada tindakan pencegahan yang cepat mungkin saja bertambahnya jumlah kasus akan teratasi dengan fooging,”ujar Yalbert Tulaka (11/8)

Diduga tidak ada laporan ke Bupati Morut soal kasus DBD ini sehingga lambat penanganannya. Kadis Kesehatan Morut Sapara bahkan susah dikonfirmasi media ini.

Kasus DBD telah merenggut nyawa, pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan harusnya respek terhadap upaya preventif.

Kritikan mengalir atas kasus DBD yang merenggut nyawa. Dr. Mardiman Sane, SH.,MH mengkritik keras persoalan DBD yang merenggut nyawa. Kritikan juga datang dari Yaristan Palesa. Bahkan ketua DPRD Morut Warda Dg Mamala minta evaluasi kinerja Kepala Dinas Kesehatan Morut Romelius Sapara.

Sejak kasus DBD terjadi, fooging baru  dilakukan hari Rabu 14 Agustus 2024 oleh Dinas Kesehatan Propinsi. Dinkes Kabupaten Morut beralasan tidak ada sollar. Setelah diupayakan untuk biaya sollar, ternyata alat fooging yang rusak.

Komentar