Helen, SE, Legislator Tiga Periode, Kartini Masa Kini dari Morowali Utara yang Teruji di Dunia Politik

BERITA MORUT860 views

Morowali Utara — Dalam peringatan Hari Kartini tahun ini, sosok Helen, SE, anggota DPRD Kabupaten Morowali Utara (Morut), menjadi salah satu figur perempuan yang layak mendapatkan sorotan. Sebagai politisi perempuan berdarah Tionghoa yang telah menempuh tiga periode di lembaga legislatif, Helen membuktikan dirinya sebagai wakil rakyat yang tangguh, mandiri, dan tetap dekat dengan masyarakat.

Karier politik Helen dimulai sejak periode 2014-2019, saat Kabupaten Morowali Utara masih tergabung dalam wilayah Morowali. Ia kemudian terpilih kembali pada periode 2019-2024, dan kembali meraih kepercayaan rakyat untuk masa jabatan 2024-2029. Pengalaman dan dedikasinya selama lebih dari satu dekade menjadikan Helen sebagai politisi yang sangat teruji dan dihormati oleh berbagai kalangan.

Namun, yang membuat Helen istimewa bukan hanya ketekunannya di dunia politik, melainkan juga prinsip hidup dan cara berinteraksinya dengan masyarakat. Ia dikenal sebagai figur yang mudah diakses oleh warga, tanpa sekat formalitas.

“Bicara dengan masyarakat, di mana saja saya selalu sikapi. Mau di pasar, bertemu di jalan, tidak ada yang berubah dari saya sejak sebelum menjadi wakil rakyat sampai hari ini,” ujarnya dengan tegas saat ditemui oleh media ini.

Helen percaya bahwa menjadi politisi bukan hanya soal duduk di kantor dan hadir dalam rapat-rapat resmi. Baginya, suara rakyat harus didengar dalam kondisi dan tempat apa pun. Ia selalu membuka telinga dan hati untuk keluhan serta harapan masyarakat, bahkan dalam pertemuan yang paling sederhana sekalipun.

Sikap rendah hati dan ketangguhan Helen tak lepas dari perjalanan hidupnya sejak kecil. Ia mulai hidup mandiri sejak duduk di bangku kelas 4 SD, meninggalkan kampung halamannya di Baturube untuk menimba ilmu di tempat yang jauh dari orang tua. Kehidupan mandiri di usia belia membentuk karakter kuat dan ketahanan mental yang menjadi bekalnya hingga terjun ke dunia politik.

Dalam rangka Hari Kartini, Helen menghabiskan lebih dari satu jam bersama tim media ini, berbagi kisah hidup, prinsip, serta pandangannya tentang makna perempuan masa kini. Menurutnya, sosok Kartini masa kini adalah perempuan yang mampu berdiri di atas kaki sendiri dan tidak hanya terpaku pada peran domestik.

“Kartini adalah perempuan yang mandiri, perempuan yang tidak hanya di rumah saja tetapi berkarya,” ungkapnya.

Selain aktif sebagai legislator, Helen juga memiliki hobi membuat kue. Aktivitas tersebut ia jadikan sebagai pelepas stres dan sarana untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi di tengah kesibukan kerja. Ia meyakini bahwa setiap perempuan, apa pun pekerjaannya, layak dihargai.

“Pekerjaan apa pun itu oleh perempuan harus kita hargai karena mereka penuh perjuangan demi membantu perekonomian keluarga,” tambahnya.

Ia juga menyoroti fenomena perempuan yang kini merambah dunia digital dan menjadi konten kreator. Menurut Helen, perempuan-perempuan tersebut patut diapresiasi karena keberanian dan ketangguhan mental yang luar biasa.

Sosok Helen adalah refleksi nyata dari semangat Kartini yang relevan dengan zaman. Ia bukan hanya pemimpin, tetapi juga inspirasi bagi banyak perempuan di Morowali Utara dan sekitarnya. Keteguhannya dalam mengemban amanah rakyat, kemandirian yang tertanam sejak kecil, dan kesederhanaannya dalam bergaul dengan masyarakat menjadikannya sosok yang patut diteladani.

Di tengah peringatan Hari Kartini, Helen membawa pesan penting bagi generasi perempuan Indonesia: untuk terus belajar, bekerja keras, dan tak pernah takut bermimpi besar—sebab perempuan punya kekuatan untuk menjadi agen perubahan, di mana pun mereka berada.

Komentar