Curhat Petani Karet di Morut, Lahan Butuh Replanting, Usulan ke Pemda Belum Ada Respon

MORUT- Petani Karet di Jamor Jaya kecamatan Lemboraya Kabupaten Morowali Utara (Morut) keluhkan soal perkebunan karet yang butuh replanting.

Cosmos petani karet desa Jamor Jaya, ia juga adalah ketua ikatan pemuda di desanya menceritakan kondisi hasil penyadapan karet yang tidak lagi produktif.

“Kalau khusus di desa saya Jamor Jaya ada kurang lebih 600 hektare harus di replanting. Memang sudah tidak produktif lagi, batas usia 30 tahun. Itu kalau mau tanam karet lagi harus dilakukan replanting, pengolahan tanahnya lagi, kalau cuma tebang pohon saja akan terjadi jamur akar. Sudah banyak kali kita usulkan. Dua kali pemilu sejak 2014 dan 2019 kami sudah usulkan replanting Karna membutuhkan dana yang besar,”ujarnya (19/8)

Di kecamatan Lemboraya ada sekitar 2.400 hektare perkebunan sawit petani di 6 desa yang sudah tidak produktif lagi dan harus replanting. Desa Jamor Jaya dan Lawangke adalah yang terbanyak lahan karet.

Ia juga mengatakan saat ini hasil karet cuma di paksakan menyadap dari lahan yang tidak produktif. Penghasilan petani karet dulu 1 ton dalam sebulan tiap Kepala Keluarga. Kini hasilnya sisa 200 kilogram per bulan. Harga pun dimainkan oleh tengkulak berkisar 9 ribu per kilo.

“Hasil sekarang cuma dipaksakan menyadap Karna sudah tidak produktif lagi. Dulu 1 KK bisa dapat 1 ton per bulan, sekarang 1 KK sekitar 200 kg per bulan,”katanya

Masyarakat petani Karet yang sebelumnya menggantungkan hidupnya dari hasil menyadap. Kini memilih alternatif lain bekerja di perusahaan.

Cosmos berharap pemerintahan yang terpilih ke depan. Bisa menunjukan kepedulian kepada petani karet. Janji pemerintah saat ini terkait mengatur tata niaga karet yang menguntungkan petani hanya isapan jempol belaka.

Komentar