MORUT- Persoalan perkebunan karet tidak produktif, di 6 desa yang berada di wilayah kecamatan Lemboraya yang jadi keluhan petani, anggota DPRD Morowali Utara (Morut) Epafras Sambongi berharap wilayah sekitar 2.400 hektare karet ini lebih baik jadi pengembangan durian ekspor.
Sejumlah fakta soal hasil perkebunan sawit di ungkap oleh Epafras Sambongi kepada media ini
“Bagus lokasi eks perkebunan karet jadi pengembangan durian Montong. Tanami durian, Karna Sulteng oleh Pemerintah Pusat jadi wilayah pengembangan durian Montong untuk di Ekspor
Lebih menguntungkan kalau durian dibanding dengan sawit. Hasil plasma kelapa sawit dari mitra PT Timur Jaya Indomakmur Korola saat ini petani hanya terima setiap bulan 100 ribu dalam 1 hektare, sementara umur tanaman sawit di panen sudah jalan 11 tahun. Harga ini tidak masuk akal. Itupun diterima tiap 3 bulan.
Lebih menguntungkan jika durian, bila umur 8 tahun bisa sampai ratusan juta per hektare,”ujar Epafras
Salah satu penyedia bibit durian jenis Montong yang ada di Mori Atas mengatakan saat ini 3 desa yang kembangkan perkebunan durian
“Untuk Morut saat ini 3 wilayah yang tanam jenis durian premium. Lembontonara, Peleru dan Korobonde. Di umur 8-15 tahun per pohon 600 kg. Di desa Lembontonara tahun kemarin 3 pohon durian kami dengan umur 17 tahun menghasilkan 85 juta,”tulis Agus Priyono
Usulan ini menyikapi keluhan petani karet di 6 desa. Desa Jamor Jaya ada 600 hektare. Rata-rata pohon karet di wilayah tersebut melewati usia batas maksimal produktif 30 tahun. Perlu dilakukan replanting untuk perkebunan ini.
Jika akan di tanami durian, maka Bibit durian varietas Musangking dan Montong jenis lokal yang unggulan dan banyak di minati.
Komentar