MORUT — Seorang warga Desa Tompira, Ibu Yunita, harus menghadapi kondisi rumah yang semakin memprihatinkan. Wanita berusia 50 tahun yang merupakan seorang janda ini sebelumnya menjadi penerima bantuan rumah layak huni. Namun, hingga kini rumah yang dijanjikan tak kunjung selesai dibangun.
Menurut keterangan Ibu Yunita, pembangunan rumahnya hanya sampai pada tahap pondasi. Setelah itu, tak ada kelanjutan sama sekali. Sementara itu, atap seng yang seharusnya digunakan untuk membangun rumahnya justru diduga dimanfaatkan oleh oknum perangkat desa.
“Lalu dorang buat cuma pondasi saja, katanya mo dibangun tapi tidak ada sampai sekarang. Sengnya dipake,” keluhnya saat ditemui oleh awak media.
Kondisi rumah Ibu Yunita saat ini sangat memprihatinkan. Atap yang bocor membuatnya sulit bertahan saat hujan turun. Tak hanya itu, bagian tengah rumahnya nyaris roboh, sehingga membahayakan keselamatannya. Dalam keadaan seperti ini, harapan satu-satunya adalah bantuan rumah layak huni yang dijanjikan pemerintah. Namun, kenyataannya bantuan tersebut justru terhenti tanpa kejelasan.
Bantuan yang Tak Tersalurkan dengan Baik
Program rumah layak huni seharusnya menjadi solusi bagi masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak. Namun, kasus seperti yang dialami Ibu Yunita justru menunjukkan adanya indikasi ketidaktepatan dalam penyaluran bantuan.
Penggunaan material bantuan untuk kepentingan lain tentu merupakan tindakan yang merugikan penerima manfaat. Jika benar atap seng yang seharusnya digunakan untuk membangun rumah Ibu Yunita dipakai oleh oknum perangkat desa, maka hal ini mencerminkan penyimpangan dalam pengelolaan program bantuan.
Saat ini, pihak media masih berupaya mengonfirmasi kepada oknum perangkat desa Tompira yang disebut terkait dugaan ini. Namun, hingga berita ini diterbitkan, upaya menghubungi oknum yang bersangkutan belum membuahkan hasil.
Harapan Akan Tindakan Tegas dari Pemerintah
Kasus ini menjadi perhatian warga sekitar, yang berharap agar pemerintah setempat segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan ini. Mereka meminta agar ada pengawasan lebih ketat dalam pelaksanaan program bantuan agar tidak terjadi penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Ibu Yunita sendiri berharap agar rumah yang dijanjikan bisa benar-benar diselesaikan. Dengan usia yang semakin tua, ia merasa semakin sulit untuk bertahan dalam kondisi tempat tinggal yang tidak layak.
“Saya cuma ingin rumah ini bisa jadi, supaya bisa tinggal dengan tenang. Semoga pemerintah bisa membantu,” ujarnya dengan penuh harap.
Warga Desa Tompira kini menunggu langkah dari pemerintah dan pihak berwenang untuk memastikan bahwa hak Ibu Yunita sebagai penerima bantuan tidak disia-siakan. Apakah keadilan akan berpihak padanya? Hal ini masih menjadi pertanyaan yang menunggu jawaban.
Komentar