MORUT- Anggota legislatif (Anleg) termuda di DPRD Morowali Utara (Morut), Arief Ibrahim, melontarkan kritik keras kepada sejumlah perusahaan, dalam RDP yang digelar, Rabu, 26 Maret 2025.
RDP ini terkait kapal perusahaan yang bermuatan ore nikel keluar masuk di wilayah Teluk Tomori, yang berdampak kepada masyarakat nelayan pesisir Tokonanaka dan Lapangga.
Selain menimbulkan pencemaran lingkungan akibat tumpahan oli, rompong nelayan rusak akibat lalu lalang kapal setiap harinya mencapai 10 kapal.
Rapat yang di pimpin ketua DPRD Morut, Warda Dg Mamala, SE ini berlangsung menegangkan. Bahkan di penghujung rapat, belum ada keputusan bersama.
Menariknya para anggota dewan mulai dari ketua DPRD Morut dan yang lainnya secara bergantian memberikan warning kepada perusahaan tambang.
Arief Ibrahim, kader muda partai Hanura terang-terangan menyampaikan pernyataan yang keras.
“Jangan sampai ini, karna investasi, karna uang, kita-kita yang dikasih bakalai ini, apa maksudnya ini,”ujarnya
Dikonfirmasi media ini usai RDP, Arief mengaku kesal dan kasihan dengan masyarakat nelayan yang harus kehilangan pencaharian,
“Ada desa yang dapat, ada desa yang tidak ba dapat sesama ring 1. Kita punya kampung ini, bapak-bapak datang berinvestasi, bapak kasih bakalai kita. Kalau susah Ki dikampung bapak-bapak pulang dikampungnya bapak-bapak. Kami yang tinggal disini, kami punya kampung ini pak. Jadi, yang saya mau bilang tolong kasian diperhatikan, jangan ini maso di telinga kanan keluar ditelinga kiri, hargai juga kami pak, kita suka ini investasi,”tegas Arief
Ia menegaskan DPRD Morut akan menggelar pertemuan kembali tanggal 10 April 2025 nanti pasca lebaran idul Fitri 1446 hijriah.
Komentar