Morowali Utara – Gemuruh sorak dan denting raket yang saling bersahutan dalam gelaran Open Turnamen Badminton Mamala Cup 2025, bukan hanya menandai semaraknya olahraga di Kabupaten Morowali Utara (Morut). Di balik dentuman shuttlecock yang melesat cepat, terselip juga aroma kekuatan sosial-politik yang tengah disusun rapi oleh barisan Mamala Group, keluarga yang kini tidak hanya aktif di ranah usaha, tapi juga berpotensi besar mengisi ruang politik pemimpin daerah mendatang.
Disponsori penuh oleh Mamala Group, turnamen ini tak sekedar menjadi ajang kompetisi atlet daerah dan nasional, melainkan juga menjadi simbol pengaruh baru. Turnamen ini digadang sebagai salah satu kegiatan olahraga terbaik di Morut sepanjang tahun 2025. Namun, lebih dari itu, Mamala Cup menjelma menjadi panggung unjuk kekuatan politik yang halus, elegan, namun terasa jelas.
Dukungan Mamala Group terhadap berbagai kegiatan publik bukan hanya terbatas pada badminton. Mereka juga turut mengambil bagian dalam lomba lari Hari Bhayangkara ke-79, serta berbagai kegiatan sosial lain yang melibatkan pemuda, komunitas, dan elemen masyarakat sipil. Keterlibatan ini bukan tanpa makna, ia menjadi semacam penanda konsolidasi sosial dan perluasan jejaring yang sistematis.
Di balik sorotan kamera dan riuh tepuk tangan penonton, muncul nama Fauzan Mamala, sang inisiator muda yang menjadi otak di balik lahirnya Open Turnamen Badminton Mamala Cup. Sosok ini tak sekedar berperan sebagai penggagas, tetapi juga telah berhasil mengangkat event lokal ini hingga menjadi sorotan nasional. Kehadirannya yang aktif di ruang publik dan strategi kultural yang ia bangun membuat banyak kalangan menaruh perhatian: apakah Fauzan Mamala akan segera menjejakkan langkah ke dunia politik?
Jawabannya bisa jadi: ya. Terlebih, di tengah tren politik lokal yang mulai diramaikan oleh tokoh-tokoh muda, nama Fauzan Mamala terlihat sebagai figur yang tengah dipoles untuk tampil lebih besar.
Tak berhenti pada Fauzan. Turnamen ini makin bergemuruh dengan dukungan dari sejumlah figur kunci keluarga besar Mamala. Ketua DPRD Morowali Utara, Warda Dg Mamala, SE, yang juga merupakan politisi senior dari Partai Golkar, ikut turun langsung mendukung kegiatan ini. Ia bahkan mendatangkan Agripina Prima Rahmanto Putra, legenda bulu tangkis Indonesia yang dijuluki “Raja Tarkam”, mantan pemain ganda putra yang sempat menduduki peringkat 25 dunia saat berpasangan dengan Marcus Gideon.
Sementara itu, Muhlis Dg Mamala juga turut menyokong penuh turnamen ini, memperlihatkan kekompakan keluarga yang tak hanya dalam lini ekonomi, tapi juga dalam pengaruh sosial. Tak ketinggalan, Ahmad Dg Mamala mendatangkan dua atlet nasional, salah satunya adalah Sofy, atlet muda berbakat dari PB Djarum. Keberadaan atlet nasional ini makin menambah pamor turnamen, sekaligus menunjukkan kekuatan jejaring Mamala Group di tingkat nasional.
Kegiatan ini, jika dilihat lebih jauh, bukan semata hiburan. Ia juga bisa dipahami sebagai “soft campaign” untuk memperkenalkan wajah-wajah potensial yang bisa jadi akan mengisi panggung politik Morut dan bahkan Sulawesi Tengah di masa mendatang. Dan dengan keterlibatan Warda Dg Mamala dari Partai Golkar, muncul isyarat jelas: Mamala Group dan Golkar sedang memperkuat poros politik mereka jauh sebelum tahun politik benar-benar dimulai.
Dari luar, Mamala Cup hanyalah sebuah turnamen olahraga. Namun jika dipandang dari sudut pandang yang lebih tajam, acara ini adalah bisa jadi etalase politik, bagaimana kekuatan ekonomi lokal menginvestasikan pengaruhnya dalam kegiatan publik, membangun simpati, dan menggerakkan massa tanpa perlu jargon politik yang kaku.
Ribuan pasang mata menyaksikan pertandingan, namun barangkali yang lebih penting adalah ribuan hati yang mulai mencatat dalam hatinya, nama-nama yang mungkin akan ada di lembar surat suara pemilu mendatang. Politik hari ini bukan lagi soal orasi dan baliho, tetapi soal kehadiran nyata, kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat, dan tentu saja: konsolidasi sosial melalui ruang-ruang rekreatif dan olahraga.
Mamala Group tidak hanya memberi warna dalam dunia usaha, tapi juga mulai menggambar sketsa masa depan politik Morut. Gelaran Mamala Cup 2025 adalah contoh bagaimana olahraga bisa menjadi jalan masuk menuju kesadaran politik masyarakat, sekaligus medium pencitraan yang halus namun berdampak besar.
Dengan basis ekonomi yang kuat, dukungan keluarga yang solid, dan keterlibatan strategis dalam berbagai lini kegiatan publik, nama-nama seperti Fauzan Mamala bisa jadi bakal menjajal kursi DPRD Morut tahun 2029, sementara Warda, Muhlis, dan Ahmad Dg Mamala bisa saja menjadi wajah pemimpin masa depan daerah Morowali Utara.
Dan bagi masyarakat Morut, mereka kini tidak hanya menjadi penonton pertandingan badminton. Mereka sedang menyaksikan babak awal dari pertandingan politik yang lebih besar, yang mungkin dimulai dari sebuah servis raket Warda Dg Mamala
Komentar