Jeritan Nelayan Tokonanaka

Berita, BERITA MORUT1,142 views

Morowali Utara,– Matahari belum tampak ketika Ahludin, seorang nelayan dari Desa Tokonanaka, mulai mengayuh perahunya menuju perairan Teluk Tomori. Dengan penuh harapan, ia melepaskan mata pancing, berharap bisa membawa pulang hasil tangkapan yang cukup untuk keluarganya. Namun, hingga pukul 07.35 Wita, Senin,24 Maret 2025, hanya menangkap seekor ikan kecil yang berhasil ia dapatkan.

“Untuk makan saja susah, apalagi untuk kami jual. Dulu kami penjual ikan, sekarang terkadang kami harus beli ikan,” keluh Ahludin saat ditemui media ini.

Hari Raya Idul Fitri semakin dekat, namun harapannya untuk mendapatkan hasil lebih pun semakin sulit. Usia yang semakin menua membuatnya tak punya pilihan lain selain tetap melaut. Namun, perubahan kondisi laut yang semakin tercemar akibat lalu-lalang kapal perusahaan tambang di sekitar desanya telah mengubah hidupnya secara drastis.

Bukan hanya hasil tangkapan yang semakin menurun, para nelayan di Teluk Tomori juga menghadapi berbagai permasalahan lingkungan. Pencemaran air laut, kerusakan rompong nelayan, serta tumpahan oli dari kapal-kapal perusahaan semakin memperburuk keadaan. Berulang kali para nelayan menyuarakan keluhan mereka, bahkan sudah dilakukan pengambilan sampel air laut, namun hingga kini belum ada tindak lanjut yang berarti.

Ironisnya, Desa Tokonanaka berada di ring 1 perusahaan tambang, tetapi masyarakatnya hanya merasakan dampak negatif tanpa adanya tanggung jawab sosial maupun lingkungan dari perusahaan.

Para nelayan berharap adanya perhatian dari pihak terkait untuk menangani persoalan ini. Jika kondisi ini terus berlanjut, masa depan mereka sebagai nelayan tradisional semakin terancam, dan kehidupan di pesisir Teluk Tomori pun kian sulit.

Komentar