Ahmad Ali: Saya Akan Kendalikan Bupati Morut? Itu Isu Murahan
TOMATA – Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem H. Ahmad Ali menyayangkan munculnya isu yang mengatakan bahwa jika calon tertentu menang pada pemilihan Bupati Morowali Utara (Morut), ia akan menguasai dan mengendalikan bupati yang bersangkutan.
“Itu isu murahan. Itu pembunuhan karakter. Demi Allah, orang-orang yang saya pernah bantu, tidak punya utang kepada saya,” tegasnya.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara tatap muka dengan masyarakat di Gedung Pertemuan Desa Tomata, Kecamatan Mori Atas, Minggu sore (25/10/2020).
Pertemuan itu dilakukan dalam rangkaian reses Ahmad Ali dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR RI.
Ia menegaskan, dirinya terlibat dan mendukung beberapa calon Bupati dan calon Gubernur Sulteng semata-mata sebagai rasa tanggung jawab dan pengabdiannya terhadap daerah ini.
“Saya perlu tegaskan, saya terlibat untuk mendukung kandidat tertentu semata-mata karena saya yakini kandidat tersebut mampu dan punya komitmen mensejahterakan rakyat,” tegas Ketua Fraksi Nasdem DPR RI tersebut.
Politisi nasional dari Sulawesi Tengah itu menambahkan, dia tidak punya niat sedikit pun untuk mencari keuntungan dengan mendukung atau merekomendasi calon tertentu dalam pilkada ini.
Dengan posisinya di tingkat nasional saat ini, Ahmad Ali menganggap sudah lebih dari cukup kedudukan, tanggung jawab dan penghasilannya.
“Saya cintai daerah (Morut) ini. Saya membantu orang bukan karena saya mencari rupiah. Rugi saya kalau mencari doi (uang) di sini,” tegasnya.
Ia juga berharap, dengan berbagai posisinya di tingkat nasional saat ini, daerah Morut bisa ikut merasakan manfaatnya, terutama untuk membuka jaringan dan lobi untuk kepentingan pembangunan daerah ini.
“Bupati Morut ke depan harus punya jaringan dan sinergi dengan pemerintah provinsi dan pusat. Tidak bisa hanya mengandalkan dana APBD kabupaten untuk membangun Morut,” ujar Ahmad Ali.
Pada kesempatan itu, ia juga menyoroti adanya laporan bahwa ada kandidat Bupati Morut yang tidak pernah menyampaikan visi dan misi saat berkampanye.
“Saya dengar ada kandidat tidak jelas visi-misi nya, kerjanya cuma mencaci maki dan menghujat orang lain. Orang seperti ini kalau tidak sakit jiwa, ya memang tidak tahu apa-apa,” katanya lagi.
Ia menegaskan, visi-misi itu wajib disampaikan kepada masyarakat. Undang-undang mewajibkan calon kandidat untuk menyampaikan janji-janji politiknya.
Dari penyampaian itulah, lanjutnya, masyarakat bisa menilai apakah visi-misi itu masuk akal atau tidak.
Seperti diketahui, pilkada Morowali Utara 9 Desember mendatang diikuti dua pasangan calon Bupati yakni Dr. dr. Delis Julkarson Hehi, MARS – H. Djira K SPd MPd dan Holiliana – Abudin Halilu.
Pasangan Delis-Djira didukung delapan partai politik yakni Nasdem, PKB, Golkar, Hanura, PBB, Perindo, PPP dan PSI. Koalisi besar ini menguasai 19 kursi dari 25 kursi di DPRD Morut.**
Komentar