Upacara Adat Kematian To Mori atau biasa disebut WOKE di Ensa tahun 1928
Penulis: Aditya Ponsendo
Upacara kematian atau biasa disebut dengan WOKE pernah di laksanakan di kampung Ensa tepatnya pada tahun 1928 pada masa pemerintahan Kepala Kampung Nto’alumi Lalenda .
Woke adalah upacara kematian suku Mori yang dapat disamakan dengan upacara di daerah lain seperti di Tana Toraja dimana upacara kematian itu disebut dengan Tiwah. Menurut saksi mata yakni Bonto Towinangku & Mokole Gintae Kamesi, pesta WOKE terbesar yang pernah mereka lihat di Wita Mori ini hanyalah berada di Kampung Ensa, pada saat itu puluhan tulang belulang To Wanga di pindahkan dari Ensa tua(taraha) ke kampung Ensa baru(sekarang).
Tulang Belulang itu di Adati dan di pimpin oleh Para Imam (Wurake Mpu’u, Tonggola, & Tadulako). Puluhan keluarga membuat Misa/Pasaru(boneka kayu) sebagai pengganti dari orang2 yang telah meninggal atau biasa disebut sebagai Onisu. Puluhan Kerbau di Bantai sebagai penyempurnaan adat Woke.
Waktu itu keadaan sangat ramai, banyak undangan dari luar kampung Ensa. Mereka melaksanakan tarian Adat kematian seperti Lense Dopi & Tingke Dopi. Kegiatan itu dilaksanakan hingga tuntas sampai/ setelah seluruh adat kematian (WOKE) telah di lakukan.
Sumber : Ch. Tumimomor. BA
Komentar