Soroti permasalahan lahan PT ANA kehadiran Walhi di lokasi diragukan

Morowali Utara- Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) tampak gencar mempermasalahkan lahan perkebunan kelapa sawit PT Agro Nusa Abadi (ANA). Mereka bahkan menerbitkan laporan pelanggaran perusahaan yang beroperasi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah itu.

Tak hanya itu, Walhi bahkan mengirimkan surat dan mengancam produsen merek-merek internasional yang menggunakan bahan dasar berupa crude palm oil (CPO) agar menghentikan pembelian minyak sawit dari perusahaan induk PT ANA. Sayangnya, temuan dan pengaduan yang disampaikan Walhi banyak diragukan. Kehadiran Walhi di lapangan juga dipertanyakan.

Keraguan tersebut dibantah Uli Arta Siagian. Manager Kampanye Hutan dan Kebun Walhi Nasional itu menegaskan bahwa temuannya akurat dan berdasar fakta lapangan. “Kami tidak akan berani bicara di publik kalau tidak ada (fakta) di lapangan,” tegasnya ketika menjadi salah satu narasumber dalam konferensi pers yang digelar secara online oleh TuK Indonesia, Rabu (18/6).

Namun, Uli tidak menanggapi ketika disindir akan pengetahuan dan kehadirannya dilapangan untuk melakukan verifikasi atas masalah-masalah yang dipresentasikannya hingga ke Tingkat global tersebut. Peserta tersebut berjanji mengajak Uli dan Walhi ke lapangan agar bisa melihat kondisi yang sebenarnya dan menemui warga masyarakat sekitar yang mengeluh dan terdampak dengan klaim lahan yang dilakukan oknum masyarakat.

Sebab, dari pantauan Berita Morut, permasalahan yang tengah berlangsung di Morowali Utara tidak sesederhana paparan dan tuduhan yang disampaikan Walhi. Persoalan sangat kompleks dan cenderung dimanfaatkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Bahkan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang sejatinya merupakan advokat sosial, Alih-alih memberikan aksi nyata dalam penyelesaian konflik, namun malah menunggangi konflik untuk kepentingannya sendiri.

Saat ini, Keterlibatan pemerintah daerah yang berusaha menjadi penengah pun seperti ditolak oknum masyarakat. Bahkan, kehadiran aparat kepolisian yang diminta untuk mencegah konflik seperti diabaikan oknum masyarakat yang bertindak seperti preman.

Video amatir yang banyak beredar menunjukkan bagaimana oknum-oknum tersebut memancing konflik sosial. Dengan membawa parang mereka bahkan menakut-nakuti sekuriti perusahaan saat memaksa panen di kebun yang pohonnya ditanam oleh PT ANA.

Komentar