JAKARTA- Kementerian Pertanian RI dan International Fund for Food and Agriculture (IFAD) bekerjasama dalam membangun pertanian indonesia melalui sejumlah program seperti Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), pemberdayaan masyakarat tani pada program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling Up Initiative (READSI), ataupun pengembangan agribisnis dan penguatan sistem kelembagaan pada program UPLAND.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi di Jakarta, Selasa (27/4) terkait kunjungan Ivan Cossio Cortez selaku Director/Kepala Perwakilan IFAD di Indonesia kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Senin (26/4).
“Kegiatan utama dari program kerjasam dengan IFAD antara lain digitalisasi pertanian melalui penguatan Kostratani di 5.733 BPP di seluruh Indonesia, dan pembangunan petani pengusaha milenial,” jelas Dedi.
Selain itu, tambah Dedi, program kerjasama ini juga melakukan penguatan pada Kostratani, melalui pengadaan sarana komputer dan internet yang mengkoneksikan 5.733 BPP di seluruh tanah air dengan Agriculture War Room (AWR).
Terkait hal tersebut, saat bertemu Menteri Pertanian RI, Syharul Yasin Limpo, Ivan Cossio Cortez memuji apa yang sudah dilakukan Kementerian Pertanian saat ini dibawah kepemimpinan Menteri Syahrul Yasin Limpo.
“Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari usaha besar dalam membangun pertanian, saya dan Menteri Pertanian memiliki prioritas yang sama, yaitu meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk itu kami berharap dapat terus saling bantu dan support petani Indonesia,” ujar Ivan Cossio Cortez.
Ivan Cossio Cortez secara khusus menyampaikan kekagumannya terhadap apa yang telah dilakukan Kementan RI melalui AWR. “Teknologi tinggi yang diterapkan AWR dapat sangat membantu para petani dalam memberikan informasi yang tepat, kapan petani harus tanam maupun panen, saya kagum melalui AWR kita bisa mengetahui apa yang sedang terjadi dari seluruh wilayah di Indonesia,” akunya.
“AWR dijadikan sebagai pengelola data pertanian dari Kostratani. Di saat yang sama AWR juga digunakan untuk memonitor standing crop tanaman padi di seluruh Indonesia. Informasi ini hingga level kecamatan yang bisa diverifikasi,” jelasnya.
Lebih lanjut Ivan mengungkapkan, petani Indonesia sudah memiliki kemampuan dalam mengolah lahanya secara produktif, namun peran Kementan dalam mensinkronisasikan cara tradisional kedalam pertanian modern sangat baik, sehingga petani mendapatkan nilai tambah dan keuntungan yang lebih.
“Dukungan program yang dilakukan Kementan terhadap hasil produksi Petani tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, namun juga memiliki potensi besar untuk dipasarkan secara lebih luas, sehingga secara ekonomi dapat mendorong peningkatan pendapatan petani,” ungkapnya.
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo sendiri menghargai upaya IFAD mendukung program nasional lewat sejumlah sinergitas yang telah diberikan selama ini.
“Saya mengapresiasi dukungan dan fleksibilitas yang diberikan IFAD kepada manajemen program dalam melakukan penyesuaian implementasi kegiatan di lapangan, khususnya di masa pandemi COVID-19,” ungkap Mentan Syahrul. (**)
Komentar