Eksistensi Kepemimpinan ADAT di Wita Mori Haruslah Tetap di Lestarikan Berdasarkan Tradisi

BERITA MORUT886 views

Opini: Eksistensi kepemimpinan ADAT di Wita Mori haruslah tetap di lestarikan berdasarkan tradisi

Penulis : Aditya Pratama Putra Ponsendo
Desa : Ensa

Di zaman lampau, kepemimpinan ADAT yang ada di daerah Mori terdiri dari :
1. M O K O L E
Mokole ini terbagi 4 yakni: Mokole i Ngusumbatu, Mokole i Petasia, Mokole i Pampawu, serta Mokole i Kangua. Mengenai Mokole i Petasia dialah yang dituakan di antara Mokole-Mokole sederajat yang ada.

2. B O N T O
Bonto ialah hulu balang kerajaan

3. K A R U A M O I K I
Karua Moiki adalah kepala suku atau kepala wilayah atas orang-orang Moiki.

4. K A R U A I L E M B O/ W A T U
Karua i Lembo atau Karua Watu Lembo adalah penguasa dataran Lembo masa lampau.

5. M O K O L E m P A L I L I
Mokole mPalili ialah para kepala suku yang ada dalam bingkai wita mori. Kepala-kepala suku ini ada yang bergelar Mokole mPalili, Mia Insani, Tadulako, dan Tongko.

Bila kita berbicara tentang DEWAN ADAT, barangkali susunan di ataslah hemat saya yang harus di pertahankan untuk menjadi acuan pengangkatan Dewan Adat yang ada. Jadi, Dewan Adat itu tidak bisa sembarang orang. Mengapa demikian? Karena untuk menjaga tatanan sosial adat, kesakralan adat, dan wibawa adat itu sendiri.

Tidaklah perlu untuk melihat di daerah yang jauh. Di sebelah selatan dari Kerajaan Mori terdapat 1 keMokolean yang bernama Kerajaan Rahampu’u Matano. Kerajaan ini masih eksis hingga saat ini dengan tetap menggunakan struktur kepemimpinan adatnya di masa lampau.
Marilah kita menoleh kepada mereka dan menjadikan mereka sebagai contoh, bagaimana menjaga eksistensi adat dan budaya.

Tulisan saya ini hanyalah hasil dari tafsiran saya pribadi, berdasarkan akan apa yang saya pernah dengar dari tua-tua & akan apa yang pernah saya baca, baik melalui buku maupun melalui media elektronik.

Kiranya kita sekalian dapat memberikan kritikan dan saran yang baik dan membangun untuk Wita Mori dan kabupaten Morowali Utara yang kita cintai bersama.

Foto: Penulis (Aditya)

Komentar