Mengaku Sedang Mabuk, Salah satu mahasiswa, memaki pengelolah program cerdas dalam grup WA

BERITA MORUT1,969 views
Foto illustrasi
MOROWALI UTARA- Mengaku sedang mabuk, salah satu mahasiswa Palu memaki penanggung jawab program Cerdas Juber Habibu dalam grup Whatsapp (WA) Mahasiswa Morut 2 yang beranggotakan 257 orang mahasiswa dari berbagai daerah termasuk penanggung jawab program cerdas sendiri.

Screen percakapan di grup WA Mahasiswa Morut 2 diterima redaksi, karna didalam grup tersebut salah satu jurnalis Berita Morut yang berstatus mahasiswa juga menjadi anggota. Pesan bernada memaki muncul dari salah satu anggota grup dengan nomor 082261**4972 yang mengeluarkan kata-kata kasar dengan menyebut nama pengelolah program cerdas Juber Habibu.

Pernyataan ini langsung menuai tanggapan dari sejumlah mahasiswa, bahkan meminta pemda tidak memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang tidak beretika,

“Mahasiswa palu itu kak,mahasiswa makassar tdak perna bicara kasar begitu ,percuma dia mahasiswa tapi tdak punya etittude. Kalau menurut sikap ku,tidak pantas untuk dia dapatkan itu beasiswa,seharus nya dia bersyukur bahwa masih ada pemda morut yang mau bantu untuk dapat itu beasiswa,tapi ini saya liat itu anak macam ba pandang enteng pemda,”ungkap Adhi Iyan salah satu mahasiswa Makassar yang juga salah satu admin grup WA Mahasiswa Morut 2

Sementara wakil ketua IPPMU Palu Nurfadillah yang juga admin grup WA Morut 2 mengatakan telah menghubungi nomor tersebut dan mengaku sedang mabuk sehingga muncul kata-kata tidak sopan. Nurfadillah juga memastikan bahwa yang bersangkutan benar adalah mahasiswa Morut di Palu, tetapi bukan anggota IPPMU Palu,

“Katanya dia mabuk, Makanya bgtu, dia balas chatku. Tidak masuk grup IPPMU, bukan anggota kami,”tulis Nurfadilla via pesan WA (15/12).

Pernyataan ini pun di perjelas oleh ketua IPPMU Palu Muh. Djalaludin kepada media ini,
“Sudah saya cek sama sekali tidak tergabung di grup IP2MMU,” tulis Djalal sapaannya

Pemda Morut mengalokasikan bantuan beasiswa kepada sejumlah mahasiswa Morut yang tengah kuliah di berbagai daerah. Tentu melihat jumlah mahasiswa yang mencapai ribuan, mekanisme penyalurannya perlu waktu, maka mahasiswa diminta bersabar. Pengelolah program cerdas juga membuka ruang komunikasi kepada mahasiswa. Namun sikap yang telah ditunjukan salah satu mahasiswa yang berlebihan pun dinilai diluar batas kewajaran.

Komentar