PALU- Polres Sigi menerbitkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) tanggal 22 Januari 2024, terkait penemuan mayat seorang gadis remaja berusia 16 tahun atas nama Cicilia Handayani Tore atau disapa Cici dalam posisi tergantung ditali yang terjadi pada tanggal 10 November 2023, di BTN Bumi Tinggede Indah 3 desa Tinggede kecamatan Marawola kabupaten Sigi.
Berdasarkan SP2HP yang diperlihatkan keluarga saat konferensi pers bersama tim kuasa hukum, ada 3 hal yang menjadi alasan penerbitan SP2HP sebagai berikut:
• Berdasarkan pemeriksaan Saksi-Saksi tidak di peroleh keterangan terkait adanya keterlibatan orang lain dalam kematian Cici.
• Berdasarkan visum yang dilakukan penyebab kematian sumbatan jalan nafas
• Berdasarkan pemeriksaan hasil lab forensik di Makassar, tulisan tangan yang ditemukan di TKP adalah identik atau merupakan tulisan tangan Cici.
Keluarga almarhum Cici, yang hadir di Polres Sigi mendengarkan penyampaian SP2HP pada selasa, 23 Januari 2024 tidak terima akan hasil tersebut.
Keluarga bertemu dengan pengacara Dr. Mardiman Sane, SH, MH dan Purnawadi Otoluwa, S.H.,M.H.,CLA
Dalam keterangannya Dr. Mardiman Sane mengungkapkan sejumlah kejanggalan.
“Kami dari tim kuasa hukum mempertanyakan ini, dan banyak sekali kejanggalan yang menurut kami harus di usut tuntas. Antara lain beberapa saksi kunci dari peristiwa ini belum di periksa atau belum di ambil keterangannya seperti satpam dan lain-lain. Kemudian yang kedua apabila adik kami ini melakukan tindakan itu pasti tanda-tanda medis yang lain, bukan hanya hasil visum et repertum atau opini dari dokter. Biasanya orang yang melakukan bunuh diri itu ada tanda-tanda seperti lidahnya menjulur, lidahnya kegigit atau korban buang air kecil,”ujarnya
Yang kedua kejanggalan yang tidak kalah pentingnya untuk di ungkap adalah 4 orang laki-laki yang datang ke rumah korban dini hari, dimana 2 orang yang datang awal kerumah Cici mengendarai mobil dan masuk ke rumah Cici, kemudian menyusul 2 orang lagi temannya yang datang mencari dan menunggu diluar. Tidak di ungkap secara transparan dan tidak diketahui tujuannya.
“Sebagai lawyer kami akan melakukan upaya secara terukur dan maksimal sehingga apa kejadian sebenarnya dari peristiwa ini akan terungkap,” tegas Mardiman
Mardiman Sane mengungkapkan dalam peristiwa kematian Cici ada 4 orang laki-laki yang datang dini hari tentu tidak wajar.
“Kedatangan mereka pada dini hari itu sangat tidak normal dan tidak wajar, apa yang mereka lakukan pada subuh itu. Ada satu satpam yang bernama Aweng mendengarkan mereka bertengkar ada ribut-ribut, mobil mereka kejeblos kemudian ditarik. Dan banyak Kejanggalan-kejanggalan lainnya,”ujarnya
Tim kuasa hukum juga mempertanyakan leptop Cici yang masih ditahan penyidik sampai saat ini.
“Kemudian jejak digital dari almarhum seperti percakapan whatsapp, dan leptop almarhum sampai sekarang masih di tangan penyidik, kami juga belum tau penyidik tahan itu untuk apa dan kenapa tidak di ungkap ada apa isinya. Jadi kita tetap menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah tapi kami sebagai keluarga akan mencari keadilan,”ujar Mardiman
Tim kuasa Hukum almarhum Cici, gadis remaja berparas cantik, anak kedua dari empat bersaudara yang kematiannya diduga tidak wajar menurut kuasa hukum, minta para petinggi membantu.
“Pak Kapolri, pak Presiden, Menkopolhukam, pak Kapolda dan semua mohon dibantu agar kami mendapatkan hasil sejujur-jujurnya dan seterang-terangnya dari penyidikan. Saya minta penyidik untuk mendalami peristiwa ini secara profesional,” tegas Mardiman
Mardiman juga mengungkapkan kepedihannya seraya memeluk ayah Cici, bahwa apapun yang dilakukan tidak akan membuat Cici kembali. Tetapi upaya ini untuk mendapatkan rasa Keadilan untuk keluarga, dan membuka secara terang sejumlah fakta.
Sementara ayah Cici, Yusak H. Nore menyatakan terima kasih atas bantuan pengacara Dr. Mardiman Sane dan patner. Yusak bahkan berulang kali menarik nafas dan tak bisa membendung air matanya. Ia mengaku kecewa karna polisi tidak mengungkap apa alasan laki-laki datang ke rumahnya dini hari, yang diakuinya laki-laki tersebut mantan pacar Cici.
“Saya menyampaikan terima kasih atas bantuan pak Mardiman Sane dan patner. Mantan pacarnya Christian Berto. Kepolisian tidak menyampaikan apa alasannya mereka datang kerumah, tidak transparan, itulah yang membuat saya kecewa. Yang membuat kami keluarga bergumul,”ujarnya
Grace yang adalah tante dari almarhum Cici, juga mengungkap cerita sebelum Cici ditemukan tidak bernyawa dan sejumlah kejanggalannya.
“Cici itu jaga saya sakit di RS pada hari kamis, dia ketawa-ketawa dan gembira, tidak ada tanda-tanda orang yang punya masalah. Kemudian jam 10 malam saya suruh pulang mandi. Dia langsung ke rumahnya di Tinggede. Selama ini Cici tinggal di rumah saya di Kancil, tapi karna rumahnya BTN sudah jadi dan didepan rumah ada Oma, dia sudah tinggal di Tinggede sendiri. Saya kaget waktu dengar hari jumat pagi-pagi dia ditemukan meninggal dunia. Apalagi saat melihat ikatan tali di kayu, tidak mungkin Cici bisa mengikat begitu,”ujarnya
Fakta lain dari informasi keluarga keterangan saksi Manto yang bilang laki-laki yang datang sempat keluar mencari tali dan balok, tetapi tidak masuk lagi dalam rumah menurut saksi.
Komentar