Terjerat Pinjaman Berbunga, Istri Karyawan di Morut Mau Main ‘Kuda-Kuda’ dengan Rentenir

MORUT- Praktek meminjamkan uang dengan bunga tinggi (rentenir) berkedok koperasi berujung tawaran bermain “kuda-kuda”.

Media ini menelusuri tentang menjamurnya rentenir di wilayah sekitar Tambang PT. GNI yang sasarannya adalah karyawan.

Sebut saja pasangan Romeo (pria) yang adalah karyawan perusahaan dan Juliet (wanita) seorang ibu. Pasangan muda ini berasal dari luar Sulawesi Tengah datang mengadu nasib mengais rejeki di daerah tambang nikel.

Pasangan yang mempunyai anak berusia 3 tahun ini tinggal dengan menyewa kos seharga 1 juta per bulan.

Penghasilan Romeo rata-rata 5 juta per bulan bila masuk full selama 24 hari kerja. Biaya hidup yang tinggi serta kebutuhan susu sang anak membuat gaji yang diterima ludes tak tersisa.

Malangnya suatu hari Romeo merasa badannya sakit setelah lembur semalaman. Sakit itu kian parah hingga hampir seminggu.

Sementara keluarga ini meminjam uang kepada seorang rentenir dengan bunga 20%. Pinjaman 4 juta harus dikembalikan segera sebesar 4,8 juta dibulan berjalan.

Tidak masuk selama hampir satu Minggu membuat gaji Romeo pun di potong. Kelelahan membuatnya mundur dari pekerjaan dan beristirahat dirumah.

Kondisi ini pun membuat sang istri Juliet mengajak diskusi sang suami, agar dirinya yang bekerja apapun itu yang penting mereka bisa bertahan. Sang suami tidak bisa menahan karna kondisi mereka, langit pun terasa runtuh saat pintu diketuk dan terdengar suara sang rentenir memanggil.

“Angsuranmu bos,” kata sang Rentenir yang memang tidak kenal kompromi

Juliet mencoba menjelaskan namun dihardik sang rentenir. Ia beranjak pergi sambil menitip pesan akan kembali 3 hari lagi.

Setelah sampai hari ketiga Juliet berinisiatif menghubungi rentenir lewat pesan WhatsApp. Komunikasi keduanya membawa Sang istri mau tidak mau memenuhi permintaan rentenir untuk berkencan di salah satu penginapan dengan jaminan lunas pinjaman.

Hari beranjak malam, Romeo hanya menatap sang istri yang tengah berdandan. Sesekali ia mengusap kepala sang anak yang terlelap di kesunyian malam.

Juliet pun pamit dengan alasan hendak bekerja, menggunakan motornya Juliet pergi menemui sang rentenir. Malam kian larut Romeo tidak kunjung terlelap. Waktu hampir menunjukan pukul 03.00 WITA dini hari, sang istri tengah berjuang di pacuan kuda.

Tak ada yang bisa di ucap, tak bisa pula disesali. Keluarga muda ini kembali meminjam uang untuk bertahan hidup, pahit atau manis bagi mereka harus tetap dilakoni demi bertahan hidup.

(Kisah nyata ini diceritakan oleh sahabat Romeo yang juga tetangga kos dan rekan kerja)

Komentar