Soal Kursi Ketua DPRD Morut, Tidak Ada Komunikasi dan Politik Tikung Menikung.

BERITA MORUT1,179 views

MOROWALI UTARA- “Perang Dingin” soal jabatan ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Morowali Utara (Morut), antara Hj. Megawati Ambo Asa, S. IP,.MH dan Warda Dg Mamala, SE yang pernah membara di awal masa jabatan, kini seakan terulang di penghujung masa jabatan anggota DPRD Morut periode 2019-2024.

Momentum bulan suci ramadhan 1444 Hijriah adalah momentum untuk ibadah dan membangun kebersamaan, menjabat tangan persaudaraan, bahkan saling memberi rangkulan erat, seraya ucapan yang saling memaafkan sering terlihat dilakukan oleh para pejabat pemerintah sampai ke politisi dan masyarakat umum.

Namun tidak terjadi dengan kedua kader partai Golkar Morowali Utara ini. Sejak pleno yang dilakukan oleh partai Golkar Morut, sampai rapat Paripurna DPRD Morut soal pengusulan Pergantian Antar Waktu (PAW) ketua DPRD Morut, dan pengajuan calon pengganti ketua DPRD Morut. Kedua politisi perempuan ini belum pernah terlihat berjumpa, atau berada dalam satu ruangan yang sama.

Publik tentu menilai, upaya tikung menikung dalam politik yang masih hangat dalam ingatan saat tahun 2019, kini terjadi lagi di penghujung masa jabatan. Berawal dari Surat keputusan nomor: B. 946/GOLKAR/III/2023 tanggal 20 maret 2023 ditanda tangani langsung ketua DPP Pusat Partai Golkar Air Langga Hartarto dan sekertaris jenderal Lodewijk F. Paulus.

Dimana dalam point kedua keputusan DPP Partai Golkar menyetujui dan menetapkan pergantian antar waktu pimpinan DPRD Kabupaten Morowali Utara masa jabatan 2019-2024 kepada saudara Warda Dg Mamala, SE. Yang saat ini menjabat sebagai ketua DPD II Partai Golkar kabupaten Morowali Utara.

Surat DPP Pusat Partai Golongan Karya ini diserahkan Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I Partai Golongan Karya Sulawesi Tengah (DPD I Golkar Sulteng),HM Arus Abdul Karim, di dampingi Sekretaris DPD Golkar Sulteng, Amran Bakir Nai dan pengurus lainnya kepada Warda Dg Mamala yang didampingi oleh Abidin Lamatta di kantor DPD I Partai Golkar Sulteng jalan Moh. Yamin Kota Palu, Selasa, 21 Maret 2023.

Kemudiaan ditindak lanjuti dengan Pleno di tingkat Kabupaten, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Morowali Utara (Morut) gelar Paripurna usul pemberhentian Ketua DPRD Morowali Utara dan pengumuman calon pengganti Ketua DPRD Kabupaten Morowali Utara, bertempat di ruang rapat paripurna. Jumat, 24 Maret 2023 pukul 20.30 wita.

Rapat paripurna DPRD Morut ini mendapat penjagaan ketat aparat kepolisian, di pimpin wakil ketua I DPRD Morowali Utara, Wahyu Hidayat Sudirman, S. IP pimpin sidang paripurna pemberhentian ketua DPRD dan pengumuman calon pengganti ketua DPRD kabupaten Morowali Utara di sisa masa jabatan 2019-2024.

Rapat yang terlihat sejuk, dan sempat terlontar ungkapan berjiwa besar dalam berdemokrasi, nampaknya hanya sesaat saja, kemudiaan yang terjadi hingga saat ini, sementara berproses pengusulan PAW Ketua DPRD Morut yang tampaknya butuh waktu yang tidak bisa di prediksi.

Tentu semua ini terjadi, setelah Hj. Megawati Ambo Asa memberi reaksi kekecewaan karna merasa tidak di hargai, meskipun ia berusaha membuka ruang komunikasi.

“Inikan saya mau bagus di Golkar ini hen, kalau pun kita bisa bangun komunikasi politik ini barang kenapa tidak, padahal saya sudah buka ruang. Maunya saya undanglah saya bagaimana ini…, ” ujar Hj. Megawati Ambo Asa dalam wawancara dengan media ini (13/4)

Politisi perempuan partai Golkar yang terkadang mengisi media sosialnya dengan bermain tiktok ini membuka ruang jika dirinya di undang, akan hadir kapan saja.

“Kalau di undang ketua partaiku saya datang… Pada saat surat rekomendasi keluar kemarin, saya berharap DPD I atau DPD II undang saya dulu,” kata Hi. Megawati Ambo Asa

Sementara Warda Dg Mamala saat kami konfirmasi, tengah berada di atas perahu untuk menyalurkan bantuan nasi kotak, bagi warga di salah satu dusun, yang aksesnya terputus dan terisolir didesa Bunta karna Banjir. Politisi senior ini tengah membagikan bantuan, dan belum memberikan komentarnya  terkait perebutan ketua DPRD, sampai berita ini kami tayang.

“Di Bungini dengan Tambaule sudah tidak bisa keluar, karna dapurnya basah, jadi kalau mau antarkan bantuan harus yang di masak. Sebentar kalau sudah turun dari perahu,” kata Warda Dg Mamala.

Dua politisi perempuan dari Partai Golkar ini sering menggambarkan soal sikap kepemimpinan yang berjiwa besar. Momentum Ramadhan ini adalah ujian bagi keduanya, akankah ada salah satu yang memilih lebih dulu datang seraya mengulurkan tangannya…?

Bisa saja hal yang luar biasa ini benar terjadi…. Namun catatan media ini, persoalan gengsi dan harga diri lebih dominan dalam politik, membuat komunikasi yang bisa dilakukan, tampaknya akan melalui jalan panjang dan terjal.

Komentar