MOROWALI UTARA- Potret memprihatinkan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Koromonto, desa Ensa kecamatan Mori Atas, kabupaten Morowali Utara (Morut).
SDN Koromonto, sejak kabupaten Morowali Utara di mekarkan belum pernah ada pembangunan ruang kelas bagi siswa. Ada ruang kelas dengan bangunan permanen peninggalan kepemimpinan Anwar Hafid saat menjabat Bupati Morowali. Selebihnya adalah bangunan terbuat dari kayu, dengan kondisi memprihatinkan bahkan ruang kelas para siswa beralaskan tanah.
Sungguh potret yang begitu menyayat hati. Mengingat kabupaten Morowali Utara saat ini adalah kabupaten yang kaya dengan sumber daya alam. Bahkan proyek strategis nasional, para investor berebut masuk daerah ini.
Dari desa Ensa, Hanya sekitar kurang lebih 10 menit bisa sampai ke dusun Koromonto. Rasa-rasanya sulit untuk di jelaskan, mengapa sekolah berlabel Negeri kondisinya seperti ini. Tempat para generasi masa depan Morut mengenyam ilmu.
“Tidak tau kapan ada bantua pembangunan ruang kelas,” kata sumber kami yang enggan namanya di publikasi (27/1)
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Morowali Utara, M. Ridwan Dg Malureng berjanji akan memperhatikan kondisi ini kedepan.
“InsyaAllah kami upayakan pak…terima kasih infonya,” tulis Kadis Pendidikan kepada redaksi media ini saat kami menyampaikan informasi tersebut (27/1)
Bukan hanya menjadi tugas Pemda Morut saja lewat Dinas Pendidikan. Namun DPRD Morut harus membuka mata mereka, ditengah sejumlah anggaran pembangunan kantor sekertariat DPRD Morut milyaran rupiah. Ada sekolah dasar yang tidak mendapatkan perhatiaan.
Sekolah adalah tempat bagi para “guru-murid” melahirkan generasi yang memiliki pengetahuan. Melahirkan generasi yang cerdas di masa akan datang. Sehingga sekolah menjadi bagian yang sangat penting dari rekayasa masa depan bangsa.
Guru-murid adalah esensi kehidupan yang benar-benar berorientasi kepada upaya serius dan seksama untuk misi humanize human. Karena itu, soal kepribadian, soal martabat, soal nurani menjadi sangat penting.
Dan salah satu penyakit bangsa kali ini adalah semakin hilangnya respek. Salah satu penyakit dari para pemimpin hari ini adalah hilangnya kepekaan pada persoalan paling mendasar.
Komentar