MORUT- Pengawasan proyek yang dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali Utara (Morut) harusnya menjadi tugas anggota DPRD Morowali Utara.
Komisi 3 DPRD Morowali Utara awalnya sangat “galak” saat memeriksa sejumlah proyek. Sebut saja ada Abidin Lamatta yang pernah dengan keras mengkritik proyek pemerintah. Selain itu ada nama Helen yang saat duduk di DPRD Morut berulang kali menyoroti pekerjaan proyek.
Anggota DPRD Morut lainnya ada Yaristan Palesa, Yanto Baoli, Melky Tangkidi. Bahkan ketua DPRD Morowali Utara saat ini Warda Dg Mamala sangat vocal mengkritisi sejumlah proyek yang jadi keluhan warga.
Dalam rapat Paripurna 25 Maret 2024 yang di pimpin Ketua DPRD Morut Warda Dg Mamala, SE para anggota dewan ramai soroti proyek drainase dan trotoar PUPR Morut yang mereka tinjau.
Peninjauan atau pemeriksaan lapangan atau kontrol oleh DPRD Morowali Utara dilaksanakan tanggal 19 Maret 2024. Anggota DPRD Morut Yaristan Palesa mengkritik habis-habisan sejumlah proyek, termasuk soal trotoar dalam Kota Kolonodale.
“Yang anehnya kan seperti pembangunan trotoar yang jalan Yos Sudarso sampai lembaga kesana. Saya tanya pengawasnya tadi, dia bilang itu pak baru 55%, adendum kontrak 2 kali. Sampai sekarang juga kontraktornya juga kita cari tidak ada,”ujar Yaristan Palesa, 19 Maret 2024.
Namun ketajaman para legislator yang terkadang mengkritik proyek Pemda, juga di bayang-bayangi oleh dugaan keterlibatan oknum legislator dalam akal-akalan anggaran. Sebut saja dugaan korupsi dana Bansos yang viral diduga menyeret oknum legislator. Hasrat membentuk pansus kemudian menjadi kendor seiring waktu. Dugaan oknum legislator yang bermain di Banggar mengatur proyek. Dan diduga sejumlah pekerjaan fisik dilapangan yang adalah pokir anggota dewan. Salah satunya jalan tani desa Korowalelo yang jadi sorotan.
Para politisi seolah tidak bertaji untuk menyuarakan persoalan dilapangan. Yang sering terlihat justru sejumlah oknum tersandera dengan kepentingan pokir di Dinas, sehingga menjadi kendor dalam menjalankan tugas.
Komentar