Pertanian dan Kearifan Lokal

BERITA MORUT609 views

BERITAMORUT.COM- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai mantan pemimpin di daerah sejak dari jabatan lurah sampai dua kali menjadi Gubernur Sulawesi Selatan, sadar betul bahwa setiap daerah punya potensi pertanian dan perkebunan yang sangat bisa dikembangkan, apalagi jika itu terkait dengan kearifan lokal.

Maka di Papua, tepatnya di Sorong (3/9), Menteri Pertanian menyemangati kelompok tani Gisimiklagi di distrik Aima dengan Rumah Sagunya. Menteri berjalan diantara hutan sagu sampai ke tempat pengolahan sagu milik kelompok tani tersebut.

Lahan yang masih luas dan sangat memungkinkan ditanamnya jenis holtikultura lainnya membuat Menteri memerintahkan jajaran Kementerian Pertanian beramai-ramai keroyok lahan masyarakat yang ada untuk dijadikan areal Agro Edu Wisata. Dengan begitu kearifan lokal mengelolah sagu sebagai makanan rakyat tidak akan punah disamping hadirnya komoditas lain diluar sagu.

“Papua itu tanah yang kaya. Pertanian itu haris ada tiga syarat : ada lahan, ada air, ada orang. Apa yang tidak ada di Papua ? Semua ada. Tapi pertanian itu harus dikerjakan bersama-sama, jangan cuma pemerintah sendiri, jangan cuma rakyat sendiri, harus bersama-sama pemerintah dan rakyat. Tapi ingat, sebuah kemajuan hanya bisa dicapai jika ada rasa damai, jika ada kedamaian. Karena itu kita harus menjaga kedamaian ditempat kita masing-masing, ditempat ini,” kata Menteri Syahrul Yaain Limpo.

Sehari sebelumnya di Jayapura (2/9), Asisten 2 Gubernur Papua , Muhamad Musa’ad di depan rombongan Menteri Pertanian menggambarkan, selama ini rakyat Papua terlena dengan tambang yang manfaatnya hanya dirasakan satu persen oleh masyarakat.

“Sudah seperti kita dihipnotis, bahwa tambang itu memberikan banyak manfaat bagi pembangunan di Tanah Papua. Ya ternyata tidak. Kontribusi tambang bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Papua memang cukup tinggi dimana hari ini mencapai 34%. Sangat beda dengan kontribusi di bidang pertanian sebesar 12%. Tetapi yang menikmati kontribusi tambang itu hanya 1.4%, sedangkan yang menikmati kontribusi PDRB dibidang pertanian sebesar 17%. Rakyat Papua yang menikmati kontribusi bidang pertanian 17% lebih besar dari kontribusi PDRB tambang,” papar Muhamad Musa’ad.

Apa yang terjadi ditanah Papua adalah gambaran yang kurang lebih sama dengan daerah kita kabupaten Morowali Utara (Morut) kita seakan terhipnotis dengan masuknya perusahaan tambang dihampir semua kecamatan yang memiliki potensi. Namun pada kenyataannya daerah kesulitan, bahkan manfaat yang dirasakan masyarakat sangat kecil.

Morowali Utara yang dulu punya hutan sagu, bahkan Tambunga lahan yang sengaja diberikan Raja Mori untuk masyarakat kurang mampu untuk hidup dan bisa mengambil Sagu, kini kabupaten Morowali Utara juga sekarang mulai menjadi daerah baru tambang, yang dikelilingi oleh perusahaan.

Dikutip dalam release MCDD 15 juli 2021. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Morut hingga akhir Juni baru mencapai 28% dari target.
Target penerimaan PAD 121,5 Miliar baru mencapai 34,2 Miliar. Hampir semua sumber pendapatan daerah rendah.

Daerah Morut selain dikelilingi oleh tambang, sektor perkebunan seperti perusahaan kelapa sawit pun masuk hampir disebagian besar kecamatan yang ada di Morut.

Dikutip dari Antaranews.com Dalam cacatan WALHI Sulawesi Tengah, saat ini jumlah perusahaan perkebunan sawit di Kabupaten Morowali Utara sebanyak 14 perusahaan dengan luas aktivitas 42.219.378 Ha beraktivitas di Kabupaten tersebut.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Kelompok Muda Peduli Hutan bahwa konsesi-konsesi perkebunan sawit di Morowali Utara mencapai 70 persen dari luasan Areal Penggunaan Lain (APL).

Masifnya eksploitasi Sumber Daya Alam berbasis lahan di Morowali Utara secara tidak langsung telah mengurangi daya dukung lingkungan dengan terjadinya deforestasi hutan.

Maka kesadaran memanfaatkan sejumlah lahan yang tersisa untuk menumbuhkan sektor pertanian di Morut harus terus digenjot, banyak potensi bercocok tanam yang harus terus dikembangkan dengan berbagai komoditas unggulan dari luar yang bisa dikembangkan di Morut.**

Komentar