Mengenal Dua Permata Hati Ketua DPRD Morut, Sekolah Hukum dan Raih Beasiswa ke Belanda

BERITA MORUT1,589 views

MOROWALI UTARA — Nama Warda Dg Mamala, SE, politisi senior yang kini menakhodai DPRD Morowali Utara selama empat periode, sudah tak asing di telinga publik. Kiprahnya di panggung politik, langkahnya di dunia bisnis, hingga perannya di tengah masyarakat sering kali menjadi sorotan media. Namun di balik sorak sorai panggung politik, ada kisah yang jarang terungkap, tentang dua putra kesayangannya yang menjadi sumber kekuatan sekaligus pelipur lara. Sementara sang suami juga adalah sosok yang menekuni bisnis.

Dalam sebuah kesempatan yang penuh kehangatan, Warda untuk pertama kalinya membuka cerita tentang mereka. “Mereka adalah kebanggaan sekaligus penghapus air mata saya,” ucapnya pelan, namun sarat makna.

Putra sulungnya, Mohammad Nur Alif, atau biasa disapa Alif, lahir pada 19 Juli 2002. Usianya kini 23 tahun. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Trisakti ini berhasil meraih beasiswa untuk lanjutkan study ke Belanda, sebuah prestasi yang dihadiahkan kampusnya. Saat ini, Alif tengah menapaki jalur karier di bidang hukum, menjalani magang di Kejaksaan Agung Republik Indonesia.

Sedangkan si bungsu, Mohammad Dafa Arrahman, atau biasa disapa Dafa, lahir di Surabaya pada 20 Juli 2005. Usianya baru 20 tahun, namun langkahnya di dunia akademik begitu mantap. Dafa lulusan SDN 2 Kolonodale, SMP 2 Kolonodale, dan Lulusan SMA Al-Azhar Jakarta, dengan segudang prestasi termasuk menjadi Ketua OSIS, kini Dafa tengah menempuh semester III di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, ditembusnya hanya dengan sekali tes masuk.

Yang unik, kedua putra ini berbagi bulan kelahiran yang sama, Juli, hanya berselisih satu hari. “Kalau ulang tahun, kami rayakan bersama. Sekalian, karena hanya berbeda sehari,” kata Warda, dengan nada bahagia.

Bagi Warda, keduanya bukan hanya anak, tetapi juga sahabat dan penjaga hati. Di tengah derasnya arus politik, kerasnya medan bisnis, dan ujian kehidupan, kehadiran Alif dan Dafa menjadi jangkar yang menahan hatinya untuk tetap kokoh. Mereka adalah generasi muda yang tak hanya membanggakan Morowali Utara, tetapi juga menjadi penopang di kala ibunya lelah, menjadi tangan yang menghapus air matanya saat kesedihan datang tanpa diundang.

“Anak lelaki bagi saya bukan hanya penerus nama, tapi penerus doa dan penjaga hati ibunya,” ucap Warda, dengan suara yang pelan penuh makna.

Di balik gemerlap panggung politik, ternyata ada dua cahaya yang tak pernah padam, cahaya yang memandu langkah seorang ibu, bahkan ketika dunia tampak gelap. Dan bagi Warda Dg Mamala, kedua putranya adalah cahaya itu.

Komentar