JELANG HARI JADI 8 TAHUN MORUT, DAN SETUMPUK PERSOALANNYA

SERBA SERBI1,154 views

OPINI,- Jelang perayaan Hari ulang tahun (HUT) Kabupaten Morowali Utara (Morut) yang ke-8 tahun, tepatnya di tanggal 23 oktober 2021 mendatang, sejumlah permasalahan masih mewarnai perjalanan kabupaten Morowali Utara hingga saat ini.

PERSOALAN BANJIR

Persoalan banjir yang terjadi di hampir sebagian besar wilayah kecamatan yang tersebar di kabupaten Morowali Utara bukannya berkurang, justru kian berdampak. Mulai dari kecamatan Mori Atas sampai kecamatan Mamosalato beberapa desa menjadi langgananan banjir pada musim penghujan.

Beberapa Desa-desa yang menjadi langganan banjir itu adalah Desa Tanasumpu, Kec. Mamosalato, Desa Tambarobone, Desa Baturube, Kecamatan Bungku Utara, Desa Tambayoli, Kecamatan Soyojaya Desa Ganda Ganda, Korololama Kecamatan Petasia. Desa Togomulya, Mondowe, Sampalowo kecamatan Petasia Barat.

Di Kecamatan Bungku Utara Sungai Salato sering meluap saat musim penghujan datang merendam ratusan hektare tanaman, rumah-rumah warga, serta areal perkebunan kelapa sawit. Beberapa desa di kecamatan Bungku Utara seperti Desa Woomparigi, Tirongan Atas, Kalombang, Uwemasi, Tokala Atas, Tambarabone, Posangke dan Tananagaya, menjadi sasaran banjir tahunan yang tidak kunjung ada solusinya.

Sementara di Beteleme kecamatan Lembo meluapnya sungai Tambalako menyebabkan sejumlah persawahan dan perumahan warga di seputaran Beteleme dan sekitarnya menjadi sasaran banjir tahunan.

Di Kecamatan Petasia dan Petasia Barat meluapnya sungai Laa menjadi ancaman yang serius bagi penduduk yang bermukim diwilayah yang rentan terhadap luapan banjir dan lumpur. Hal lain di desa Ganda-ganda longsor menghantui penduduk sekitar disaat cuaca ekstrim hujan lebat terjadi di Morowali Utara.

PERSOALAN INFRASTRUKTUR

Persoalan akses jalan di beberapa kecamatan masih menjadi persoalan. Mulai dari jalan terparah menuju desa Menyoe kecamatan Mamosalato, jalan di wilayah kecamatan Mori Atas dan Mori Utara, serta jalan menuju ibukota kecamatan Petasia Barat adalah pekerjaan rumah yang tidak kunjung usai.

PERSOALAN AGRARIA

Persoalan agraria hampir disemua kecamatan terjadi, sengketa lahan bahkan penyerobotan lahan yang mengorbankan masyarakat petani terus menjadi sengketa. Kecamatan Mori Atas Mori Utara, Petasia Timur adalah wilayah yang paling dominan terjadi sengketa lahan. Hal ini menyebabkan terkadang terjadi tindakan destruktif ditengah masyarakat.

PROYEK ASAL-ASALAN

Sejumlah proyek bahkan dari Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) mencapai Milyaran habis untuk membangun fasilitas yang tidak bermanfaat. Pembangunan SMK di Petasia Barat yang mubazir. Pembangunan sejumlah sekolah yang tidak maksimal bahkan ada yang roboh dalam pengerjaan adalah fakta yang terlihat dilapangan.

GALIAN C TIDAK MENDUKUNG PAD

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Morowali Utara sangatlah memprihatinkan. Dari sektor pajak bahan mineral bukan logam yang ditargetkan 46,6 miliar tahun 2021 sampai dengan akhir juni 2021 baru sekitar Rp. 462,1 juta atau baru sekitar 1 persen. Hal ini sangat ironis dengan fakta dilapangan, dimana sejumlah aktivitas galian C diduga membayar hingga ratusan juta rupiah kepada oknum tertentu.

WAKIL RAKYAT TIDAK AKUR

DPRD Morut harusnya bisa menjaga kekompakan, mengesampingkan ego perorangan dan mendahulukan kerja-kerja pengawasan untuk menunjang PAD Kabupaten Morowali Utara. Namun diduga sejumlah oknum anggota DPRD justru tidak terlihat akur bahkan saling berbenturan sehingga menyebabkan tidak maksimalnya kinerja wakil rakyat dalam pengawasan, baik sektor swasta maupun pengawasan terhadap eksekutif.

Selain sejumlah persoalan diatas, persoalan listrik, air bersih bahkan yang terkini persoalan tenaga kerja lokal daerah mulai muncul di permukaan. Semoga jelang 8 tahun hari jadi Morowali Utara, ada secercah perubahan yang bisa terjadi**

 

Penulis: Hendly Mangkali

Komentar