MORUT- Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Morowali Utara (Morut) sampaikan alasan belum fooging kasus DBD di Sampalowo Karna tidak ada uang pembeli solar.
Hal ini disampaikan Sekertaris Dinkes Morut Arief Pokonda saat dikonfirmasi media ini
“Jadi sejak di laporkan pak Yalbert, pak Kadis sudah instruksikan untuk segera tangani kasus ini ke Bidang P2..Kapus sudah koordinasikan dengan pemerintah kecamatan dan desa masalah fooging pak. Karna Dinkes menyiapkan alat dan cairan foogingnya. Jadi butuh bantuan desa untuk biaya BBM (Solar). Tapi sampai ada kasus ini tidak ada kejelasannya,”tulis Sekdis Kesehatan (11/8)
Sekertaris Dinas Kesehatan juga menjelaskan jika secara berjenjang tidak ada laporan kasus DBD terjadi di Sampalowo oleh petugas kesehatan.
Saat dilakukan pengecekan pasien yang masuk ke RSUD Kolonodale pun tidak ada yang berasal dari wilayah kerja Puskesmas Anuntoluwu Tiu. Sumber media ini menyebutkan jika pasien yang meninggal dunia sempat di bawa ke Puskesmas Korololama.
Kasus DBD ini mencuat setelah salah satu anak di desa Sampalowo atas nama Febrian Jeremi Lauo meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah (DBD). Sabtu malam, 10 Agustus 2024.
Terlepas dari takdir Tuhan Yang Maha Kuasa. Berpulangnya Febrian sangat di sayangkan, sebab sebelumnya sudah ada kasus DBD terjadi dan saat di
laporkan ke Dinkes Morut tidak ada tindakan fooging.
Dari informasi yang dihimpun media ini Febrian terkena DBD dan kritis.
“Dia sakit DBD panas naik turun dan akhirnya meninggal dunia,”ungkap warga
Berpulangnya anak kekasih tersebut menjadi pukulan bagi keluarga dan seluruh masyarakat. Bahkan tokoh masyarakat, mantan Sekda dan mantan Pj Bupati Morut Yalbert Tulaka mengungkap kekecewaannya atas tragedi ini.
“Akibat DBD sudah 5 orang kena. Om sudah telpon langsung kadis kesehatan Morut Pak Sapara bulan lalu saat anaknya Edi Tolumola kritis akibat DBD, untuk mereka segera turun lapangan Karna sudah ada 4 orang saat itu yang kena, dan ternyata sampai kejadian ini mereka tidak pernah turun. Jujur om kecewa sekali Karna kita upayakan hubungi dinas kesehatan. Walaupun kematian itu adalah urusan Tuhan, jika ada tindakan pencegahan yang cepat mungkin saja bertambahnya jumlah kasus akan teratasi dengan fooging,”ujar Yalbert Tulaka (11/8)
Diduga tidak ada laporan ke Bupati Morut soal kasus DBD ini sehingga lambat penanganannya. Kadis Kesehatan Morut Sapara bahkan susah dikonfirmasi media ini.
Kasus DBD telah merenggut nyawa, pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan harusnya respek terhadap upaya preventif.
Secara khusus Sekdis Kesehatan Morut juga mengingatkan agar orang tua segera membawa anaknya jika ada gejala panas naik turun, jangan menunggu semakin parah.
Masalah DBD terjadi juga karena lingkungan yang kotor, maka Pemdes diharapkan menggalakan kerja bakti lingkungan dan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.
Komentar