MOROWALI- Wilayah Kecamatan Bahodopi menjadi sasaran tempat pelaku kejahatan perdagangan manusia yang dijadikan pekerja seksual, pelakunya yang dikenal sebutan mucikari, bahkan beberapa fakta yang didapatkan media ini sebahagian oknum yang bertugas didalam kawasan perusahaan mengambil bagian dari kejahatan itu.
“Yang mengfasilitasi tamu dari perusahaan, seorang aparat. Tarifnya disaya kisaran 2jt. Tapi menurut tamu katanya dia kasi 5jt, tapi tidak apa-apa lumayan. Tarif umum hanya 3rts” imbuh salah satu wanita yang biasa dipekerjakan oleh mucikari inisial AN.
Kurangnya ketegasan Pemerintah dan pihak terkait membuat para pekerja komersial menjamur di wilayah Industri Morowali, hal itu terjadi karena ada sejumlah oknum pihak terkait diduga ikut membekup para mucikari.
“Ada mami atau operator aplikasi hijau yang berteman dengan petugas, kami tidak tau apakah dibayar atau bagaimana sistimnya” tambah AN.
Hotel maupun penginapan yang berada diwilayah Industri utamanya di Kecamatan Bahodopi, hampir 90 persen ada wanita pekerja komersial. Modus para mucikari dengan mengontrak kamar hotel dan penginapan ada juga ditemukan beberapa tempat hanya sebagai tempat bertemu dan pemilik penginapan ini jaga keamanan tamu dengan memarahi juga melarang para petugas melakukan pemeriksaan, masyarakat meminta kepada Kapolsek Bahodopi yang baru juga kepada Kapolres Morowali untuk benar-benar menindak tegas para mucikari dan para oknum aparat yang terlibat bekup bisnis perdagangan manusia.
“Sewa hotel atau penginapan, tentu pemilik usaha tidak menolak bahkan diskon. Kalau yang tempat tertentu itu ada bekup, hanya memang biasa tidak ada pekerja yang tinggal tapi mereka dengan pemilik atau oknum sudah atur kalau ada pesanan mereka siapkan kamar dan perempuan atau biasa pemilik ini marah sama petugas kalau lakukan pemeriksaan. Dan rata-rata biasanya kalau sistim ini tamu dari perusahaan, saya meminta Kapolsek Atau Kapolres lakukan penindakan karena jujur pemerintah kami lemah bahkan tutup mata di Bahodopi ini” ungkap Sau.
Komentar