OPINI: MENDADAK JALAN-JALAN KE BALI BERHADIAH PENINGKATAN PAD
BERAWAL DARI STORY WHATSAPP STAF.
Dalam sebuah story WA saah satu staf DPRD Morut yang ikut dalam rombongan ke Bali terlihat staf tersebut sedang berada di Pulau Bali. Story WA yang kami terima pun langsung kami konfirmasi ke Sekwan DPRD Morut, namun nomor kontak Sekwan yang selama ini kami simpan sudah tidak aktif. Kami koordinasi dengan salah satu jurnalis senior media cetak yang bertugas di Morut, yang ternyata sudah menerima juga informasi ini dan menyampaikan bahwa yang berangkat ke Bali adalah pimpinan dan beberapa ketua fraksi, Sekwan dan staf.
KONFIRMASI KE KETUA FRAKSI.
Ketua Fraksi Perjuangan Rakyat Syahrudin adalah orang pertama yang kami konfirmasi tentang kegiatan tersebut. Telpon redaksi masuk namun tidak dijawab oleh kader PDIP ini. Sebelumnya Ketua fraksi perjuangan rakyat ini dalam Rapat dengar pendapat (RDP) anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dengan PT. ANA dan leading sektor terkait di gelar diruang rapat DPRD Morut selasa 16 November 2021. Tertangkap kamera asik dengan Handphonenya saat anggota DPRD lain Yaristan Palesa yang tepat berada disampingnya serius bicara . Saat dikonfirmasi media anleg ini menjawab “Iya saya buka google terkait regulasi yg mengatur tentang perkebunan sawit, karena saya juga ini terus bukan basic perkebunan,” tulis Anggota DPRD Morut H. Syahrudin via pesan whatshap (16/11)
Ketua fraksi Pastai Nasional Demokrat (NASDEM) Melky Tangkidi yang kami konfirmasi via sambungan telpon mengangkat telpon redaksi dan menjawab sedang rapat. Melky tangkidi menjawab telpon redaksi, karena ini kali pertama kami menghubungi kader Nasdem yang duduk di DPRD Morut setelah menggantikan almarhum Idham Ibrahim ini. Tetapi pada saat melanjutkan pertanyaan via pesan whatsapp, Melky Tangkidi terlihat langsung mengatur privacy foto profil menjadi tidak terlihat, dan tidak menggubris pertanyaan redaksi. (Pesan WA terbaca). Sikap ketua fraksi Nasdem DPRD Morut ini satu-satunya yang berbeda dari semua kader partai Nasdem di DPRD Morut, bahkan wakil ketua I DPRD Morut Wahyu Hidayat yang telah diberi mandat menjadi ketua DPD Nasdem Morut pun bila dihubungi media, saat sedang sibuk, akan memberi kabar kembali, keramahan yang sama saat ini telah ditunjukan ketua komisi I DPRD Morut Asral Lawahe.
Ketua fraksi merah putih Ahlidin Hadade yang kami konfirmasi tidak menjawab telpon redaksi, sebelumnya pada tanggal 26 oktober 2021 Proyek POKIR Ahlidin Hadade “amburadul” di desa Paawaru. Posisi anggota legislatif (Anleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Morowali Utara (Morut) Ahliddin Haddade yang juga merupakan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Morut diduga digunakan untuk mengatur pelaksanaan pokok pikiran (Pokir) yang masuk menjadi aspirasi anggota DPRD Morut lainnya,
Ketua fraksi Golkar Fanny Tampake pun tidak membalas pesan WA redaksi. Wakil ketua II DPRD Morut Muh. Safri pun menjadi satu-satunya yang merespon pesan WA redaksi. Dan mengirimkan release penjelasan kunjungan DPRD Morut ke Bali berikut ini:
Judul: Pelajari Pengelolaan Destinasi Wisata, DPRD Morut Kunker ke Bali
Bali,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Morowali Utara melakukan kunjungan kerja ke sejumlah Kabupaten dan Kota di Provinsi Bali. Kunjungan kerja tersebut dalam rangka menggali informasi dan mempelajari pengelolaan sektor pariwisata guna memaksimalkan dan mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).
“Bali kami nilai sebagai daerah yang sukses menjadikan pariwisata sebagai primadona daerahnya. Mereka memiliki konsep yang inovatif sehingga sektor pariwisata mampu menjadi tumpuan dalam mendongkrak penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujar ketua fraksi Golkar ibu fani tampake disela-sela kunjungan kerja di DPRD Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/11/2021).
Fani mengatakan, kunker ini penting mengingat Morowali Utara yang notabene merupakan daerah kaya akan sumber daya alam namun minim kontribusi dalam PAD. Dirinya menegaskan Morut tidak kalah dengan daerah lain dalam hal destinasi pariwisata.
“Morut daerah kaya raya akan sumber daya alam tapi minim kontribusi untuk PAD. Maka kunker ini menjadi upaya DPRD dalam mendorong pemerintah daerah memaksimalkan sektor pariwisata agar bisa menjadi sumber PAD selain sektor-sektor lainnya. Kami kesini belajar pengelolaan pariwisata agar ke depan bisa menyiapkan regulasi terkait pariwisata di Morut,” tegas ibu fani.
Fani menambahkan, Morowali Utara sebetulnya memiliki pontensi wisata yang cukup banyak, mulai dari kuliner, sungai, pantai dan hutan. Maka perlu didorong untuk menciptakan wisata sehingga banyak orang berkunjung ke Morut dan masyarakat pun tidak keluar daerah untuk mengunjungi objek wisata lainnya, tetapi memanfaatkan destinasi wisata yang ada sebagai tempat refresing keluarga.
“Kita memiliki destinasi wisata yang cukup banyak, tinggal pemerintah daerah mengelola dengan baik yang didukung dengan regulasi yang mumpuni. Kami belajar dari Kabupaten Badung ini, di sektor pariwisata mereka bisa meraup PAD sebesar 5,6 triliun sebelum pandemi dan 1,3 triliun dimasa pandemi sedangkan Morut hanya mampu menyumbang 50 juta. Inilah yang kita serap dan pelajari kita-kiatnya agar Morut juga bisa menirunya,” beber fani.
Bandara Golkar ini meyakini potensi pariwisata Morowali Utara bisa dikembangkan lebih baik lagi dan dapat memberikan kontribusi positif untuk peningkatan PAD daerah.
“Kami di DPRD terus berupaya untuk mendukung pemerintah daerah mewujudkan Morowali Utara memiliki destinasi wisata yang diminati dan ramah terhadap wisatawan serta memiliki dampak yang bisa dirasakan oleh masyarakat,” tutup fani..
BERITA MORUT MENGUNJUNGI KANTOR DINAS PARIWISATA
Alasan kunjungan kerja di Bali tersebut membuat redaksi menugaskan salah satu jurnalis bertemu Kepala Dinas Pariwisata mengkoordinasikan Grend desain pengembangan wisata di Morut yang selama ini memang sudah ada dan dikerjakan oleh arsitek asal pulau Bali. Kami berhasil menggali informasi bahwa Dinas Pariwisata Morut sudah lama memiliki rencana pengembangan wisata dan pada saat di ajukan ke DPRD Morut, justru konsep pengembangan wisata untuk peningkatan PAD ini kandas dan tidak disetujui DPRD sendiri.
PERJALANAN DINAS YANG PENUH TANDA TANYA
Perjalanan Dinas ke Bali dengan alasan pengembangan destinasi wisata untuk meningkatkan PAD dan yang berangkat adalah unsur pimpinan dan ketua fraksi menjadi tidak sinkron dengan tugas. Karena seharusnya yang berangkat adalah komisi II yang membidangi pariwisata dan dinas terkait. Kunjungan kerja ini pun diduga sebagai hadiah akhir tahun bagi para unsur pimpinan dan ketua fraksi. Redaksi kami menyebut “hadiah akhir tahun 2021” karena dalam mengatur perjalanan dinas wakil rakyat tentu peran Sekwan DPRD Morut sangat besar. Sekwan DPRD Morut adalah mantan kepala dinas Pariwisata yang paham betul bahwa pulau Bali adalah pilihan jitu untuk melengkapi kerja-kerja wakil rakyat di tahun ini.
Komentar