Banjir Kepung Kolonodale

MORUT- Hujan deras hanya dalam beberapa jam saja, Kolonodale dikepung oleh banjir. Selasa malam 7 Mei 2024.

Disejumlah titik dalam ibukota Kolonodale air meluap masuk ke pemukiman warga, sekolah dan tempat-tempat ibadah. Bukan hanya di wilayah ibukota saja, di daerah Petasia Barat seperti desa Tiu dan sekitarnya rumah warga terendam air.

Warga tidak bisa tenang untuk beristirahat malam hari saat hujan datang. Persoalan yang terus menerus terjadi di daerah yang jadi salah satu penghasil nikel terbesar di Indonesia.

10 tahun usia Kabupaten Morowali Utara, meninggalkan jejak banjir yang tidak pernah ada solusi tepat dari pemerintah. Proyek drainase yang menelan dana miliaran rupiah tak kunjung tuntas, justru menimbulkan masalah baru dibeberapa titik.

“Masalahnya ini banjir tahunan yang kelima kalinya sementara pemerintah tidak pernah punya niat baik untuk menyelesaikan,”tulis Atha Mahmud dalam WG BM (7/5)

Benar kata tokoh masyarakat di Morowali Utara ini, selama ini jika terjadi banjir Pemerintah Daerah seolah menutup mata dalam memecahkan solusi penanganannya. Yang lebih sering terlihat justru hanya memberikan bantuan terbatas.

SD Alkhairat Kolonodale adalah salah satu yang terdampak. Ruang guru penuh dengan genangan air yang masuk dan merendam sejumlah meja dan kursi. Aktivitas belajar mengajar menjadi terhambat.

Sejumlah tokoh masyarakat ramai menyoroti banjir yang meluap semalam. Sebut saja Doddy Adisatya yang berulang kali menyoroti persoalan lingkungan, Ustad Faisal Dg Siamme dan sejumlah tokoh lain yang ikut bersuara. Entahlah persoalan ini akan terus di diamkan, atau mencari solusi yang baik untuk warga. Sejumlah proyek dalam kota Kolonodale bahkan terlihat amburadul menyisakan pekerjaan panjang yang butuh penanganan serius.

Komentar