Tinjauan Lapangan, DPRD Morut Pertanyakan Proyek Tambal Sulam Dinas PUPR.

MORUT- DPRD Morowali Utara yang meninjau proyek APBD Morowali Utara tahun 2023, menemukan sejumlah proyek yang sebagian besar menyeberang tahun dan sampai 2 kali perpanjangan kontrak. Selasa, 19 maret 2024.

Anggota komisi 1 DPRD Morowali Utara yang di pimpin Melky Tangkidi, Yaristan Palesa, Usman Ukas, Syahruddin, Fanny Tampake mempertanyakan proyek yang sebagian besar terlambat.

Proyek trotoar kota Kolonodale sampai saat ini dalam tinjauan DPRD Morut baru mencapai 55%. Sementara proyek islamic center dengan nilai kontrak Rp. 9.993.068.260,91 yang dikerjakan oleh CV. Anirah Karya Mandiri selain menyeberang tahun, keterlambatan juga terjadi karna persoalan lahan. Anehnya persoalan lahan yang harusnya clear di perencanaan kini jadi penghambat.

“Rata-rata kalau bicara proyek di Morowali Utara yang kami periksa dengan pak Usman, pak Melky, Haji Dingke dan Ibu Fany Tampake, untuk di kota Kolonodale pekerjaan PU itu rata-rata menyeberang tahun, adendum kontrak itu sampai 2 kali. RS Kolonodale, trotoar di Kolonodale itu sampai 2 kali perpanjangan, Islamic Center itu 2 kali perpanjangan. Yang anehnya kan seperti pembangunan trotoar yang jalan Yos Sudarso sampai lembaga kesana. Saya tanya pengawasnya tadi, dia bilang itu pak baru 55%, adendum kontrak 2 kali. Sampai sekarang juga kontraktornya juga kita cari tidak ada. Yang anehnya lagi pembangunan dalam kota Kolonodale ini aspal saya bilang tambal sulam. Yang lain di ujungnya di aspal, tengah, yang lain tidak. Baru alasannya kenapa ini terlambat seperti jalan pertamina itu yang di aspal, saya tanya kok sampai adendum kontrak begini. Oh anu pak,,itu didepan masjid dorang tidak kasih, lalu karna tiang listrik belum pindahkan. Saya bilang bagaimana perencanaannya kamu, harusnya kamu bebaskan dulu lahan, kalau ada tiang listrik disitu harusnya hubungi dulu PLN baru bikin proyek disitu,”kata Yaristan

Termasuk proyek Islamic Center dalam Kota Kolonodale dimana lokasi jadi kendala dilapangan,

“Itu juga bangunan Islamic Center saya tanya kenapa terlambat,,lalu pak dulunya disebelah kiri lahannya tapi dibilang ada musholah tidak dikasih. Inilah saya bilang kenapa kamu tidak selesaikan dulu pembebasan lahan, sosialisasi ke masyarakat. Pembebasan lahan rata-rata jadi kendala di pelaksanaan proyek,”tegas Yaristan

Bukan hanya anggota DPRD Morut yang melontarkan kritikan untuk sejumlah proyek Pemda Morut. Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha (ART) minta penegak hukum usut sejumlah proyek yang terlambat dan diduga bermasalah. Bahkan ART minta Kajari Sulteng turun periksa langsung.

“Sebagai pemegang amanah masyarakat Sulteng. Saya akan minta hasil pemeriksaan BPK. Dan juga saya minta Kejaksaan turun langsung usut proyek-proyek yang jadi pemberitaan media. Ada apa ini?,”ujar ART kepada media ini.

Komentar