MORUT- Tes P3K untuk Dinas Kesehatan Morowali Utara (Morut) yang dibuka hanya jalur khusus. Persyaratan untuk jalur khusus adalah mengabdi secara terus menerus selama minimal 2 tahun.
Namun yang terjadi di Dinkes Morut membuat heran para pegawai. Ada dua nama yang tidak pernah terdaftar sebagai honorer di Dinkes bisa lulus administrasi dan masuk ujian.
Dua nama tersebut adalah Rina Ambarwati, S dan Muli Astuti Abbas. Diketahui dua peserta ini pernah jadi honorer di RS sekitar 5 tahun lalu. Anehnya mereka bisa mendapatkan rekomendasi lulus administrasi.
Sumber terpercaya media ini membuka dugaan pemalsuan dokumen yang terjadi dalam seleksi P3K.
“Kalau di dinas kesehatan yang terbuka cuma jalur khusus. Yang lulus tidak pernah honorer, dia pernah honorer di RS cuma sudah lama vacum dari RS sekitar 5 tahunan,” ujar sumber
Sumber media menyebut proses verifikasi di BKD tidak teliti
“Proses verifikasi di BKD harusnya lebih teliti dengan melihat lagi kelengkapan administrasi, apakah K2 ini murni honor atau masa kerjanya sudah mencukupi,” ujarnya
Menurut sumber Kadis Kesehatan tidak pernah mengeluarkan rekomendasi.
“Persyaratan mengambil rekomendasi harus 2 tahun bekerja terus menerus. Kepala Dinas Kesehatan merasa tidak pernah membuat rekomendasi. Jadi rekomendasinya dari mana. Karna yang pegang data pegawai, mereka ini tidak terdata selama 3 tahun terakhir,” ujar sumber
Dugaan kuat ada oknum yang memalsukan berkas rekomendasi.
“Ini indikasi terjadi pemalsuan dokumen karna Kadis tidak merasa membuat SK. Karna kalau buat SK honor itukan berdasarkan SK Kadis dibikin daftar honor dan daftar gajinya secara kolektif. Kadis tidak merasa membuat SK selama menjabat kalau tidak jelas orangnya,”ujarnya
Proses ini membuat 2 pegawai Dinkes Morut yang benar-benar honorer menjadi korban. Friska Feronika Toheke sudah mengabdi selama 7 tahun di Dinkes. Julfiana Dg Julu Gamal sudah mengabdi 5 tahun di Puskesmas Tambayoli. Dengan masuknya 2 peserta yang tidak honorer mempengaruhk nilai passing grade.
Kepala BKD Morowali Utara Nimrod Tandi berulang kali di konfirmasi media ini namun belum terhubung. Fery Lawenu yang mengurusi input data pegawai diduga mengetahui kronologis seleksi ini. Saat dihubungi media ia enggan menjelaskan soal tersebut.
Komentar