BERITAMORUT.COM- Meninggalkan keluarga dirumah demi mencari rejeki di perusahaan pertambangan bukanlah perkara yang mudah.
Seorang merantau dari jauh dengan motivasi bisa bekerja dan mendapatkan hasil yang besar, demi masa depan yang lebih baik.
Bekerja di pertambangan, entah itu sebagai karyawan perusahaan atau pun jenis usaha lain yang ada di wilayah pertambangan selalu menawarkan gaji yang tinggi, namun juga bisa memberikan resiko yang tinggi.
Bahkan informasi yang kami himpun, beberapa kasus perceraian terjadi setelah ibu rumah tangga bekerja di pertambangan yang terlibat cinta terlarang dengan sesama karyawan berujung perceraian.
“Coba telusuri, beberapa karyawan perempuan setelah kerja, kemudian rumah tangga mereka bubar karna ketahuan perempuan tersebut hamil,” ungkap salah satu sumber media ini beberapa bulan yang lalu.
Yang lebih miris lagi, bahkan karyawan yang terlibat cinta terlarang, sering berujung kematian dengan berbagai macam penyebabnya.
Bekerja di Pertambangan dengan resiko yang tinggi, di tambah kondisi hunian atau mess karyawan dan kos-kosan yang berhimpitan membuat para pekerja bertemu setiap hari, menumbuhkan perasaan suka hingga menjalin asmara cinta terlarang sering terjadi.
Di satu sisi, perempuan juga minim mendapatkan ruang aman di perusahaan tambang. Misalnya saja, tidak adanya ruang ganti pakaian bagi perempuan sampai kamar mandi dan ruang laktasi yang tak layak bagi kebutuhan reproduksi perempuan. Bahkan saat mengangkut karyawan perempuan bercampur dengan para pekerja laki-laki membuat rentan terjadi pelecehan seksual.
Pertambangan Nikel Morowali dan Morowali Utara terkenal di belahan dunia. Gaji UMK yang tertinggi di Sulteng tahun 2023 adalah kabupaten Morowali dan Morut, tentu jadi daya tarik para pencari kerja untuk mengadu nasib.
Namun faktanya Perubahan pesat sebuah daerah, tak selalu sebanding dengan pembangunan manusia yang mumpuni. Sehingga ketika perusahaan membuka lowongan pekerjaan, anak daerah bahkan terkesan tidak mampu bersaing dengan pekerja dari luar bahkan pekerja asing.
Sementara daerah tambang yang kemajuannya pesat membuat inflasi terhadap sejumlah kebutuhan pokok. Kondisi ini membuat perempuan harus menanggung beban ganda agar kehidupan masih terus berjalan.
Perempuan pun memilih bekerja pada sektor-sektor yang beresiko tinggi demi menghidupi keluarga.
Komentar