Buol – Balai Pelaksana Jalan Nasional XIX Palu ( BPJN ) Sulteng untuk tahun 2023 melalui inpres jalan daerah di Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional ( PJN ) Wilayah 1 Sulawesi Tengah. Mengelola dana negara senilai Rp. 24,9 miliar dibawah kendali PPK 1.2 LM Hidayat, dana jumbo melalui APBN untuk peningkatan jalan Panilan Jaya-Jati Mulya Kecamatan Tiloan Kabupaten Buol.
Inpres jalan daerah dalam kendali BPJN Sulawesi Tengah itu, diharapkan bisa membuka ruang-ruang ekonomi baru bagi masyarakat. Ini merupakan proyek prestisius yang menguras uang negara hampir 25 miliar dan sedang on going, digeber akan terus melaju meski mendapat sorotan tajam dari masyarakat.
Proyek yang menjadi kebanggaan tersebut terkontrak sejak tanggal 20 Juli tahun 2023 dengan jangka waktu 161 kerja. Apabila dihitung sejak hari ini, pekerjaan milik BPJN Sulteng akan dikebut kurang dari 3 bulan batas waktu normal.
Banyak kalangan menduga, kegiatan tersebut akan menguras tenaga dan pikiran, sebab ditengah berjalannya pekerjaan, protes masyarakat mengemuka, tak tanggung-tanggung tokoh masyarakat di Jati Mulya melayangkan protes keras terkait penerapan agregat kelas A di atas tanah dasar yang terindikasi tidak dilakukan pemadatan.
Wargapun menuding kepala Balai BPJN Sulteng tidak turun ke lokasi melihat secara langsung jalannya pekerjaan proyek.
Mantan Kepala desa Jati Mulya menduga ada konspirasi di balik pekerjaan yang di duga amburadul.
“ Ini tidak benar pak, tanah dasar belum dipadatkan, agregat kelas A sudah di tumpuk di sepanjang,”ujarnya.
Klarifikasi:
1. Tidak ada item penanganan LPB;
2. Pada desain tidak semua segmen ada urugan pilihan;
3. Clearing lokasi dan pemadatan dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan.
PPK 1.2 Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah 1 menambahkan, Sepanjang 8,9 KM itu dipadatkan pak. Untuk urugan pilihan cuma di beberapa tempat saja. Foto yang ditampilkan itu sumbernya dari pak lamasse mantan kades jati Mulya dan sudah saya klarifikasi langsung dengan yang bersangkutan. Kalau mau berita berimbang, saya posisi di lapangan. Bisa dicek langsung pak. Tks, tulis PPK 1.2 menjawab konfirmasi tim media.
Konfirmasi berikutnya disampaikan, terkait capaian progres hingga Kamis 21 September tahun 2023.
“ Progres sampai Minggu lalu 7,43%. Paling lambat Minggu depan sudah pengaspalan. Nanti dikabari sama anggotanya, sy tunggu di lapangan pak. Tks.”ujarnya
Sehingga dengan sisa waktu kurang dari 3 bulan, apakah bisa tercapai 100 %, PPK 1.2 PJN Wilayah 1 Sulawesi Tengah menjawab,
“ LPA sudah setengah jalan siap. Kalau sudah mengaspal progres cepat sekali naik karena bobot terbesar pekerjaan di aspal pak.” Terangnya
Namun sangat disayangkan, pertanyaan yang dikirim bersama gambar adanya penumpukan agregat di sepanjang jalan di atas tanah dasar yang belum dipadatkan, PPK 1.2 menjawab dengan foto dan keterangan di spot berbeda, kondisi terkini pada pekerjaan tersebut.
Disinyalir PPK 1.2 menyembunyikan fakta sebenarnya tentang kondisi pekerjaan di lapangan. Sekedar dijelaskan, menurut PPK 1.2 penanganan secara keseluruhan yakni:
1. Urugan Pilihan
2. LPA
3. Pas. Batu mortar
4. Beton FC 20
5. AC-WC
Berdasarkan keterangan PPK 1.2, salah satu tokoh pemerhati pembangunan di Kabupaten Buol angkat bicara, menyoal kegiatan pekerjaan jalan di Buol, pihak rekanan bekerja sesuai desai gambar, namun satu hal yang perlu dipertanyakan adalah penempatan agregat di atas tanah dasar yang tidak dijelaskan secara detail oleh PPK 1.2 BPJN Sulteng. Isma menduga, ada hal yang disembunyikan dari penempatan agregat di atas tanah dasar.
Menurut sumber lain, agregat kelas A di atas tanah dasar, jika tidak ada protes warga pasti sudah dilakukan penghamparan.
Sumber menyebutkan, perlu ada telah mendasar dari ahli konstruksi independen terkait perencanaan proyek peningkatan jalan di Panila Jaya dan Jati Mulya
Sebab kata dia, sangat disangsikan ketahanan infrastruktur jalan berdasarkan kondisi lingkungan sekitar. Perlu digaris bawahi, Perencanaan semestinya melihat struktur tanah di wilayah di mana kegiatan berlangsung, apalagi dengan biaya yang cukup mewah.
Khusus di desa Panilan Jaya Kecamatan Tiloan Kabupaten Buol, sebagian besar wilayahnya adalah tanah gambut yang mudah terurai, sehingga penerapan agregat timbunan kelas B mestinya dimasukan dalam kerangka desain demi ketahanan struktur jalan di wilayah itu.
Terpisah. Camat Tiloan yang dihubungi dari Palu membenarkan bahwa ia bersama mantan Kepala desa Jati Mulya sudah turun ke lokasi atas protes warga.
Kehadirannya di lokasi proyek hanya menyahuti tuntutan warga, soal teknis pekerjaan bukan domain kami, pihaknya hanya memastikan bahwa proyek APBN benar-benar ada di wilayah kecamatan Tiloan, ujar Jufri Lamadang melalui sambungan telepon.
“ Soal dugaan adanya pekerjaan yang tidak sesuai, saya tegaskan bahwa kami tidak masukvke area itu, yang punya kewenangan adalah penegak hukum “ tambahnya.
Camat Tiloan juga mengakui bahwa sejak proyek’direncanakan dan dikerjakan, pihaknya baru mengetahui saat adanya protes warga “ Tidak ada koordinasi ataupun laporan bahwa ada proyek APBN di Kecamatan Tiloan, nanti adanya protes warga, pungkasnya.
Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional XIV Palu Sulawesi Tengah Arief Syarif Hidayat yang dihubungi respon aktual terkait pelaksanaan pekerjaan yang jadi sorotan warga Buol, tidak memberikan jawaban maupun klarifikasi soal tudingan yang disinyalir kerja asalan.
Sama halnya dengan Kepala Satuan Kerja PJN Wilayah 1 Edwin Manurung yang dikonfirmasi terkait peningkatan jalan Panilan Jaya-Jati Mulya di Kecamatan Tiloan Kabupaten Buol, memiliki tidak memberikan informasi soal adanya protes warga di desa Jati Mulya dan Panilan Jaya, hingga berita ini tayang, kedua pejabat di Kementerian PUPR memilih bungkam. (Tim)
Komentar