Beri sambutan pada Natal, Bupati Morut sebut PT.GNI adalah aset besar yang harus dijaga bersama

Foto Bupati Delis kunjungan ke PT. GNI

MOROWALI UTARA- Bupati Morowali Utara Delis J. Hehi mengatakan bahwa PT. Gunbuster Nickel Indonesia (GNI), industri hilir pengolahan nikel yang beroperasi di Morut, merupakan asset besar yang harus dijaga bersama untuk kesejahteraan masyarakat, bukan hanya orang Morut tapi juga Sulteng bahkan Indonesia.

“Berkat hilirisasi industri nikel oleh PT.GNI, Morowali Utara kini jadi perhatian dunia dan memberi kesejahteraan kepada masyarakat,” kata Delis saat memberi sambutan pada perayaan natal bersama Korpri (ASN) Pemkab Morut, TNI/Polri, dan Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) di halaman Kantor Bupati Morut di Kolonodale, Selasa (27/12) malam.

Saat memberikan sambutan tersebut, Bupati Delis yang didampingi Wakapolres Morut Kompol Alfian J. Komaling, SH, M.Pd mengaku baru saja tiba dari lokasi PT. GNI di Desa Bunta untuk memfasilitasi pertemuan antara manajemen PT. GNI dan perwakilan dari seribuan karyawan PT. GNI yang melakukan aksi mogok kerja pada Selasa (27/12).

“Jadi mohon maaf bapak-ibu, saya ini masih gunakan pakaian dinas dan belum mandi karena dari lokasi GNI langsung ke tempat acara Natal bersama ini,” ujar Delis di depan ratusan hadirin, termasuk Wabub Morut H. Djira, Ketua DPRD Morut dan sejumlah anggota dewan, Sekda Morut, para kepala OPD, dan ratusan hadirin.

Dalam kunjungannya untuk memantau aksi para karyawan GNI itu, Bupati Delis yang didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Katriyanis Lakawa dan Wakapolres Morut, berdialog langsung dengan manajemen pusat PT.GNI dan lima orang perwakilan karyawan.

“Beberapa tuntutan karyawan seperti perbaikan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sudah disanggupi perusahaan. Perbaikan penghasilan/gaji akan dilakukan mulai Januari,” ujar Delis kepada media ini usai acara Natalan tersebut.

Karena itu, Delis berharap para pekerja kembali bekerja sebagaimana biasanya agar perusahaan yang kini mempekerjakan sekitar 13.000 tenaga kerja itu bisa berjalan seperti yang diharapkan.

“GNI adalah aset besar yang harus dijaga bersama karena telah memberi kesejahteraan kepada masyarakat banyak. Selain membuka lapangan kerja yang saat ini mencapai 13.000-an orang, ada ribuan warga lain yang hidupnya berubah setelah kehadiran GNI. Ratusan kios-kios, ratusan warung makan kecil dan besar, rumah kost, penginapan/hotel, perbengkelan, industri kreatif, pengrajin, pedagang bahan pokok dan banyak lainnya,” ujarnya.

Delis mengatakan, harus diakui bahwa tidak akan ada yang kenal Morut dan Morowali kalau GNI dan IMIP sebagai industri hilir nikel tidak hadir di daerah ini. Hari ini, Morut dan Morowali jadi fokus internasional karena kehadiran hilirisasi nikel.

Morut dan Morowali, kata mantan anggora DPD RI itu, sudah lama miliki nikel, tapi daerah ini menjadi terkenal bukan karena kandungan nikel tertidur di perut bumi, tapi karena hadirnya hilirisasi oleh GNI dan IMIP.

Hilirisasi ini membuat pertumbuhan ekonomi kedua daerah naik drastis masing-masing 26 persen untuk Morowali dan 10,26 persen untuk Morut pada 2021.

Delis menegaskan bahwa dirinya tidak membela GNI atau karyawan. Dia hanya ingin kepentingan semua pihak bisa terakomodasi dalam hubungan industrial yang baik dan benar.

“Saya tidak ada kepentingan pribadi di sana, bisa cek ke mana saja, apakah ada bisnis saya di GNI. Saya hanya ingin agar GNI ini kita jaga bersama untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu Wakapolres Morut Alfian Komaling mengemukakan bahwa situasi kamtibmas di GNI selama aksi unjuk rasa pekerja terjaga baik.

“Kami hadir di sana untuk menjaga agar situasi tetap terkendali, demi kepentingan semua pihak. Polri tidak membela siapa-siapa di GNI, kepentingan Polri adalah situasi kamtibmas tetap terjaga dan daerah ini tetap aman dan nyaman untuk dikunjungi dan didiami oleh semua orang,” ujar Alfian yang baru 15 hari bertugas di Morut itu.**

Komentar