MIRIS PETUGAS BELI APD JAS HUJAN PAKAI UANG SENDIRI, TERMASUK ANAK HONORER

BERITA MORUT724 views

BERITAMORUT.COM- Petugas Kesehatan Diposko perbatasan desa tiwaa, yang merupakan perbatasan Morowali Utara (Morut) dan Poso, mengaku membeli sendiri Alat Pelindung Diri (APD).

Hal ini terkuak dalam sebuah pembicaraan di grup whatshap Info Morut Minggu 5 April 2020, setelah salah seorang petugas kesehatan else, menyampaikan keluhan dan dokumentasi kondisi mereka siang ini diperbatasan.

“Inilah petugas kesehatan yang diperbatasan, so mulai kecapean dibungkus dengan mantel/jas hujan disiang hari kami mohon dukungannya, tulis else.

Hanya ini yang bisa kami pakai, untuk melindungi diri kami, dari pada kami terjangkit, begitulah ungkapan petugas kesehatan ini, yang tentu mewakili kegundahan hati mereka, terkait kondisi yang bisa disebut sangat memprihatinkan.

Saat ditanya sumber dana membeli jas hujan ini, else menjawab, uang pribadi dan kebanyakan anak anak honor, ujarnya.

Kondisi lain juga digambarkan Fadly Toana yang tergabung dalam satgas Covid 19 diperbatasan Mamosalato Banggai, “untuk konsumsi petugas/relawan di posko batas, Morut-Banggai standby 24 jam dan Posko pelabuhan kolo bawah, kami galang bantuan dari masyarakat” ujar fadly.

Kepala Inspektorat Morut, Sam Purnama Kandori sempat bereaksi mengatakan, “Ibu Else, tolong di infokan ini diperbatasan mana, Kok, beli sendiri..? Kita siapkan dana yang memadai untuk penanggulangan Covid termasuk APD. Saya akan berikan teguran OPD terkait”,tulis Sam.

Setelah reaksi ini muncul, petugas kesehatan di posko else tidak lagi menjawab pertanyaan, bahkan kami konfirmasi via telpon yang bersangkutan tidak menjawab.

Setelah itu Kepala Puskesmas Mayumba langsung memberi pernyataan, “mohon kalau ada laporan atau informasi baik yang bersumber dari staf PKM Mayumba sebaiknya jangan dipercaya dulu..tolong klarifikasinya ke saya sebagai penanggung jawab di puskesmas” tulisnya.

Kondisi ini menggambarkan, ada pihak pihak yang mengisyaratkan else dan kawan kawan diam dan tenang tenang saja, sambil menunggu APD yang kabarnya akan segera tiba.

Miris bagi kami, karna pada tanggal 26 maret, kemudian tanggal 29 maret, tim berita morut mengunjungi perbatasan tiwaa, dan petugas kesehatan disana, memberi pernyataan yang sama dengan apa yang ditulis else.

Semoga masalah di Morut, bisa diselesaikan dengan keterbukaan, dan tidak mengorbankan mereka yang paling depan, terutama honorer.

Komentar